Friday 2 December 2011

i called, reborn

Laylaruna Kheria | Dhafie Paparu's daughter

Hello everyone!

Lama tampaknya kita tak berjumpa di dunia blog. Rasanya bisa dibilang hampir 3 bulan aku menghilang dari peredaran dunia tulis menulis di blog. Padahal di Mei awal aku sempat “bangun” dan memutuskan untuk come back secepatnya. Tapi ternyata itu sama saja, aku malah kembali lesu dan “tertidur” lagi.

Ini adalah awal Juli, fase kedua dalam tahun 2011 yang tanpa hasil apa-apa selain kemerosotan dan kegagalan dalam beberapa hal. Aku akui itu. Tapi apa yang sedang aku hadapi saat ini merupakan tamparan keras dan bakal kuingat dalam benak serta kepalaku. Sebagai suatu bukti bahwa aku sebagai manusia biasa juga pernah gagal.

Saturday 29 October 2011

jarum dalam jerami

mengais
Hari ini adalah pertama kali jemari menjejak di keyboard setelah "hibernasi" selama satu bulan lamanya. Proses tidur ini terjadi setelah kepulanganku dari negeri para dewa dimana seribu pura berada, BALI. Cukup kesulitan memang karena seminggu berada negeri itu membuatku mulai kehilangan mood, baik menulis maupun memotret. Rasanya aku kehilangan semua sense untuk dua hal tersebut hingga terkadang aku merasa kehilangan semuanya.

Ketika mulai kesal menghadapi semua kekosongan, jemari yang mulai kesal akhirnya menggeliat dan mencoba berontak. Dalam kelelapan sense of art yang ada, mataku mulai sinergi dengan segala indera yang ada untuk mencoba kembali bangun dan mengurai karya baik dalam kata maupun gambar.

Wednesday 31 August 2011

surat untuk tuhan


tik . . . tok . . . tik . . . tok . . . tik . . . tok . . .

Pagi ini masih teramat dingin untuk membuka mata menerima dunia. Kamarku memang terang benderang dihiasi sinar neon. Tapi, di luar sana aku yakin masih terlalu gelap untuk melakukan perjalanan. Kuraih jam tangan yang biasa kusimpan di bawah bantalku baru menunjukkan jam empat pagi. Caranya menyeret waktu terkesan kasar di telingaku karena dia memang jam yang sudah uzur.

Mataku baru saja terpejam dua jam lalu dan kini harus terbuka dengan perasaan sesak tak karuan. Nafasku memburu, jantungku derdetak terlalu kencang tak wajar dan perasaanku sedikit cemas, kalut, takut serta sedikit tak percaya. Selama ini aku selalu terbebas dari gangguan mimpi buruk dalam tidurku, karena selalu ada mantra yang kubaca sebelum menjelang memejamkan mata.

Thursday 18 August 2011

sepucuk surat untuk indonesia

Yang kami cintai
Negeriku, Tanah Airku, INDONESIA
di
koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB - 141°45'BT bola dunia

--------------------------------------------------------------------------

Tuesday 16 August 2011

kabur, bukan hilang

blurism
Sore hari, semuanya menjadi hiruk pikuk. Penuh sesak tak bercelah. Jalan raya kota ini menyempit seketika tanpa peringatan. Peluit melengking di kiri kanan jalan memberi  arahan bagi yang hendak menepi. Klakson saling bersahutan tak karuan penuh ketidaksabaran. Mulut pun tak mau kalah berirama, mereka teriak dengan berbagai ekspresi. Marah dan kesal seolah sudah biasa.

Kota ini kian sendu, setiap sudutnya kini berganti warna. Ufuk barat mulai menampilkan pesona senja nan rupawan. Sementara di timur gelap mulai menyandera ceria kota secara perlahan. Satu persatu kendaraan roda empat mulai menyalakan head lamp. Karena sepasang mata tak awas dan temaramnya lampu jalan tak lebih dari bantuan biasa saja.

Thursday 4 August 2011

i across the universe

Melancholy 
Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi di balik awan hitam.
Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini. 
Menanti seperti pelangi setia menunggu hujan reda.

Aku selalu suka sehabis hujan di bulan Desember




[efek rumah kaca - desember]


Alunan lirik milik salah satu band indie itu kian sering mengalun menghiasi tiap dinding kamarku beberapa hari terakhir ini. Tiap nadanya kini semakin jelas terngiang dalam ingatanku dengan berbagai kenangan yang terjadi di beberapa hari terakhir. Mataku perlahan terpejam mengikuti irama lagu yang dipantulkan oleh dinding-dinding kamar. Imajinasiku memainkan cuplikan not balok yang melayang pelan di sekitarku. Begitu anggun hingga aku memasuki dunia yang bukan milikku. Sebuah dunia yang tak di belenggu oleh dinding pembatas, begitu luas hingga aku bisa melihat tak ada ujungnya.


Friday 22 July 2011

kisah lalu #4

Aku memutar badan dan pandanganku secara perlahan searah jarum jam sambil mengamati setiap lekukan ruangan ini. Dindingnya memang masih sangat baru, tapi di baliknya ada satu sosok bisu yang menjadi saksi ceritaku dengan seisi ruangan ini. Ruangan ini makin hangat seketika mentari mulai melawan rimbunnya dedaunan di sisi timur. Kaca-kaca itu pernah jadi sosok penjaga emosiku untuk tidak meninggalkan ruangan sebelum waktunya tiba. Kaca-kaca itu pula yang menjadi kanvas untuk telapak tanganku di setiap paginya.
Pandanganku sampai di sudut ruangan dengan singgasana yang anggun dan agung untuk seseorang yang menjadi panutanku. Singgasana itu lengkap dengan bunga plastik dan beberapa alat tulis seadanya. Sebelah singgasana itu, sebidang papan tulis putih penuh coreng-moreng ucapan Darwin telah memberiku banyak hal. Satu sosok hangat yang setia menaburkan benih bekal masa mendatang tanpa takut coreng-moreng.

Friday 8 July 2011

kisah lalu #3

Semuanya masih tetap dingin dan tak ada kehangatan terpancar dari apa pun yang aku pandangi. Jarum jam menunjuk angka  enam dan angka dua belas. Sudah cukup pagi menurutku untuk memulai kegiatan. Tapi ruangan ini masih tetap hening tanpa hiruk pikuk seperti biasanya.

Arah jam sebelasku berdiri kulihat lemari usang penuh dengan buku yang entah milik siapa saja. Aku ingat, lemari itulah yang selama ini memberikan berbagai bekal untukku hingga sampai pada hari ini. Tanpa pikir panjang, aku berjalan ke arah lemari usang tersebut berharap apa yang sempat aku titipkan masih tetap di tempatnya. Ada binar cahaya mentari yang masuk melalui celah dedaunan seolah hendak memberi pertolongan dalam pencarian. Samar-samar kulihat satu buku berwarna biru yang sangat aku  kenal. Semakin jelas kulihat bahwa buku itu masih tetap di tempat yang sama seperti terakhir aku melihatnya.

Thursday 23 June 2011

footprints of life


langkah mengukir dunia
Alhamdulillah setelah sekian lama bergelut dengan pertimbangan baik dan buruk tentang blog, maka akhirnya saya telah menyelesaikan berbagai bahan serta mematang kan isi blog yang sedang rekan-rekan kunjungi sekarang. Blog ini memang sudah lama ingin saya realisasikan, mungkin sekitar 1 tahun yang lalu ketika saya mulai terjun ke dunia fotografi kembali. Saat itu saya berpikir akan lebih baik jika hasil jepretan amatir saya di share kepada rekan-rekan semuanya. Ada beberapa hasil jepretan yang saya rasa memang memiliki cerita, baik yang saya tangkap momennya secara tak sengaja ataupun memang karena saya menciptakan momen tersebut.

Tidak hanya pertimbangan fotografi yang membuat saya akhirnya merealisasikan blog ini, tapi juga karena adanya berbagai cerita dan kisah lama tentang keseharian saya dengan lingkungan sekitar. Kisah-kisah tersebut sedikit banyak membuat saya termotivasi untuk tetap bertahan di tengah kerasnya lingkungan yang ada. Itu semua memang hanya kisah lama yang tak lebih dari kenangan belaka, namun kesemuanya itu mampu memberikan nilai tambah bagi saya pribadi.

Friday 17 June 2011

kisah lalu #2

Kutengadahkan wajahku pelan ke arah garuda yang dengan setia tetap menjaga ruangan ini, menemani sepasang singgasana dan sosok hangatku. Dia kaku namun tidak membatu, sayapnya yang dibentang lebar memberi isyarat bahwa dia selalu siap sedia dan begitu tangguh. Perisai yang melindungi jantungnya menandakan bahwa dia berani menahan serangan apa pun untuk melindungi bagian terpenting. Kaki kuatnya mencengkram falsafah yang menjadikannya paling bijak seantero ruangan ini. Setiap harinya dia mengingatkanku untuk selalu menjunjung rasa hormat pada seisi ruangan ini.

Seraya membalikkan badan memunggunginya hatiku bergumam, “bhineka tunggal ika-mu menyadarkanku bahwa aku hanya bagian kecil dari seantero negeri ini, Bung.”

Thursday 9 June 2011

smile

Mr. Smile
Lihat sepatu yang ada di foto?

     Itu adalah satu dari sekian banyak barang yang sangat berarti bagiku. Tanpa dia, apalah jadina diri ini? Jangankan berlari, mungkin berjalan saja aku tak sanggup. Bukan ingin hiperbola tapi memang diri ini memiliki batasan. Bayangkan jika aku harus bertelangjang kaki kemana-mana, entah bakal jadi seperti apa telapak kaki ini jadinya.

Friday 3 June 2011

kisah lalu #1


Cahaya mentari mencoba menembus rimbunnya dedaunan yang melindungi ruangan ku berada di sisi timur. Masih sepi, bangku-bangku masih kosong, gerbang masih tak terjaga, ruang guru hanya beriramakan jarum jam yang menarik waktu, halaman upacara lengang orang namun berhiaskan ranting pohon. Kelas ini masih sunyi hanya ada aku dan papan tulis yang saling berpandangan seolah berdialog tentang pagi ini. Pagi yang dingin dan nyaris menusuk sampai ke sumsum paling dalam jika sang mentari tak berusaha melawan. Ini memang masih pagi, bahkan terlalu pagi untuk memulai pelajaran sekolah seperti biasa. Entah apa yang kupikirkan hingga aku niat untuk menyeruak dari keheningan hari ini. Tak ada hal yang begitu penting hingga mengharuskan aku untuk segera duduk di bangku seperti biasanya.

Tertunduk sejenak menatap meja yang sering menjadikan dirinya sandaran untukku menulis selama beberapa bulan. Aku yang tak pernah beranjak dari sepasang singgasanaku ini seolah sudah memiliki suatu ikatan kuat terhadapnya.

Wednesday 25 May 2011

drawing dream

Mimpi.

Setiap orang memilikinya.  Setiap orang mencoba merangkainya. Dan setiap orang juga memiliki kendala dalam mewujudkannya. Namun bagi mereka yang memiliki keteguhan dan keyakinan pada Tuhannnya pasti memiliki tenaga ekstra untuk mewujudkannya. Mereka yang percaya bahwa Tuhan memeluk mimpinya pasti memiliki pandangan luas dan perspektif berbeda terhadap apa yang menghadangnya.

Mimpi yang kita miliki hendaknya sampaikan kepada Tuhan, biar Dia memeluk mimpi kita. Suatu hari aku melihat seorang anak di suatu panti asuhan yang hendak tidur. Dari celah kecil yang terbuka di pintu kamarnya aku melihat dan mendengarnya mengucapkan beberapa patah kata.


Thursday 19 May 2011

prolog

Kata-kata yang akan kau baca adalah ungkapan mimpi dan perasaan
Yang dahulu pernah menjadi jembatan
Antara harapan dan kenyataan
Hingga
Sampai saat ini waktu terus berulang
Padahal beberapa tak pernah lagi tertuang
Karena semuanya menjadi usang
Lalu menjadi kenangan

Tuesday 17 May 2011

start from here

" who am I? "
Itulah pertanyaan sederhana yang terlintas dalam benak saya ketika tulisan ini hendak dirampungkan. Sebuah pertanyaan permulaan dari semua daftar pertanyaan tentang semua yang ada di sekitar saya. Siapa sebenarnya saya? Saat kata-kata ini mengalir deras membentuk satu kalimat, pertanyaan itu makin menjadi.

Saya seorang anak laki-laki dari sepasang orang tua yang begitu hebat kontribusinya. Tak pernah bisa diam apalagi jika harus disuruh untuk bedrest. Rasanya itu adalah penjara yang cukup membuat ketakutan. Dan ya, itu pernah saya alami langsung dua kali dalam kurun waktu yang berbeda. Saat ini memiliki aktifitas sebagai part-time unseen motivator untuk sahabat dan lingkungan terdekatnya.

Terbiasa melahap banyak tulisan berupa novel, motivasi serta spiritual. Apa yang telah dibacanya sering kali dituangkan kembali dalam bentuk lisan atau tulisan guna bisa memberikan dampak positif. Karena semua yang telah dibaca akan berbekas ketika itu dirasakan orang lain. Inspirasi adalah kata dan kegiatan favoritnya baik dalam bentuk aktif atau pun pasif.

Indonesia adalah tanah air kelahiran yang sangat ingin disinggahi setiap pelosoknya. Kamera dalam bentuk apa pun akan menjadi teman seperjalanan yang setia suatu saat nantinya. Foto dan kenangan merupakan satu daftar kosakata wajib jika dia telah melakukan sesuatu.


" who is your role? "