Saturday 19 May 2012

day one

Tik . . . Tok . . . Tik . . . Tok . . .

Hanya itu saja yang sampai saat ini memenuhi penginderaan dan kepalaku. Suara jarum jam yang menyeret waktu demi melanjutkan rotasi kehidupan. Menylap malam pekat jadi siang benderang yang penuh warna. Tak seperti sekarang, dominasi warna hitam tak beri ruang untuk warna lain. Hanya beberapa titik warna merah menyala yang kontras dengan pekat, membentuk angka.

"Ya Rabb, kenapa bisa seperti ini menjelang hari kejayaan?" lirih batinku.

Kedua bola mata ini hanya terpaku pada langit-langit kamar, tertahan, tak bisa terbang lebih jauh. Hatiku mencari dekapan hangat yang selama ini mungkin sudah tak kutemui. Sebuah dekapan penuh dengan rasa sayang, yang bahkan melebihi milik ibu. Kasih sayang yang tak pernah terlihat berkurang untukku.

"Gini jadinya kalo kamu gak pernah mau mengenal siapa dirimu, Mal," gumam hatiku mencoba mengajak pikiran untuk berdialog.