tag:blogger.com,1999:blog-27439101910050410602024-03-13T23:56:26.713+07:00ceracauaraihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.comBlogger40125tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-9445777610952956602013-08-15T20:08:00.001+07:002013-08-16T02:36:42.564+07:00KEPINGAN ROMAN : Sosok Itu Biruni Omar Yusuf<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>‘Sukses</i>!’
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Itu adalah kata pertama yang
kulontarkan pagi ini ketika mendapati kantung mata yang kian tebal nan legam.
Rupanya hasil perjudianku beberapa malam harus ditebus dengan turunnya kadar
ketampanan. Mungkin beberapa orang akan bertanya tentang perihal aktifitasku yang
sudah seperti hewan <i>nocturnal.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku mengamati sosok yang sedang
memperhatikanku saat ini. Sesaat satu alisnya terangkat dan tampak seperti
melontarkan pertanyaan ‘<i>kenapa
memerhatikanku?</i>’. Sedetik kemudian kepalaku menjawab dengan bergeleng tanpa
keinginan menatap sosok di hadapan. Tanganku memegang erat pinggiran wastafel
dengan batin yang mencoba untuk sedikit menguatkan pikiran agar berani membuka
mata.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada beberapa hal yang membuatku
ketakutan jika menatap sosok di hadapanku. Selama ini tak pernah kudapati sosok
itu tampak begitu kumal layaknya seorang gelandangan. Lirikanku tertuju pada mahkota
hitam di atas kepala. ‘<i>Ih</i>.’ Lirihan
itu terucap pelan dalam batin namun mampu membuatku bergidik jika terbayang
seperti apa berantakannya rambut itu. Rasanya seperti melihat sarang burung
yang terbuat dari ijuk.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada tatapan seperti tersakiti di
sana, tepat setelah aku menatap lekat rambut hingga bergidik. Kembali aku
menutup kedua mata. ‘<i>Ini tak lazim,’</i> ucapku
pelan seketika kuketahui pandangan mulai gelap. Memang, setiap pagi aku selalu
menemukan tatapan lembut seperti belaian angin pantai di musim panas.
Meneduhkan. Lalu apa yang kudapati sekarang? Satu tatapan penuh kemarahan seolah
kedua bola matanya dipaksa untuk memancarkan daya pandang selama
berbulan-bulan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jemariku melepas pegangan mencoba
mencari-cari di mana sumber air. ‘<i>Mungkin
tatapan itu akan hilang jika kusiram,’ </i>batinku meyakinkan. Kuputar kran
cepat-cepat hingga bisa kudengar laju air hendak keluar. Air mulai keluar dalam
jumlah banyak, kuhimpun di telapak tangan dengan posisi seperti sedang merapal
do’a. ‘<i>Tiga … Dua … Satu …’ </i>Ada
percikan air di wajahnya serta kedua mata yang tampak mengerjap. ‘<i>Tampaknya sukses,’ </i>ujar batinku senang.
Aku paling tidak bisa jika menerima tatapan penuh amarah tanpa kata-kata, apalagi
dari sosok seperti gelandangan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kadar kekumalannya jelas terlihat dari
kulit yang tampak sangat licin dan mengilat dengan beberapa tonjolan kecil
tersebar di permukaannya. Jika aku bertanya apa tonjolan itu kepada adik
bungsuku yang notabene masih dalam pubertas pasti semangat menjawab. Pikiranku
mulai membayangkan tawa yang menggelegak darinya ketika mengatakan kata jerawat
seraya menunjuk sosok di hadapanku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kugelengkan kepala berharap agar
bayangan adikku tadi tidak sampai diterka oleh mata batin si pemilik jerawat di
depanku. Jika itu terjadi, mata yang kini kelopaknya sedang sedikit legam
mungkin akan diikuti tatapn penuh amarah dengan urat-urat berwarna merah.
Kepalaku terhenti dengan mata kembali terpejam menghindari tatapannya. Tapi di
sudut hati kecilku ada suatu panggilan agar mencoba untuk meluruhkan ketakutan
akan dirinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kini aku beranikan diri menetapnya
tanpa gunjingan berisi penilaian seenak jidat. Apa yang sedang kulihat saat ini
berbeda 360 derajat, tak ada lagi tatapan penuh amarah di sana. Sosok itu berubah
sendu, tak tampak adanya tenaga. Rasanya seperti kulihat sesosok mayat hidup
dalam serial The Walking Dead yang biasa kutonton setiap Minggu malam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku coba mengendalikan fokus penglihatan
pada sosok di hadapan. Rambutnya masih tetap sama seperti <span style="line-height: 150%;">biasa kita melihat
sebuah sarang burung namun berbahan ijuk. Warna hitamnya agak mulai terlihat
kusam dan tidak mengilat seperti biasa kulihat di hari-hari lain. Mata itu semakin
terlihat sayu. Legam di kelopaknya kian memperparah situasi. Tak ada lagi
tatapan penuh amarah apalagi tatapan penuh kelembutan. Semua hilang perlahan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tonjolan-tonjolan kecil di
permukaan kulitnya tidak terlalu besar juga tidak dalam bentuk yang sangat
kecil. Aku hanya yakin bahwa tonjolan itu sudah memberikan kesakitan lumayan.
Hal itu tampak dari beberapa tonjolan ada berwarna lebih gelap dari kulitnya.
Warna kulit kecokelatan kebanggaannya kini bahkan terlihat sangat pucat. Tiada
pigmen warna seperti biasanya, seolah semuanya menghilang bertransformasi
menjadi pigmen putih pucat. ‘<i>Kenapa?’ </i>Lirihku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hening.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku tertunduk sejenak hingga bisa
kulihat air yang berputar seperti puting beliung dihisap oleh saringan
pembuangan wastafel. Aku sedikit bertanya dalam hati tentang siapa sosok yang
sedang berhadapan denganku. Degup jantungku kian kencang dan tak beraturan
hingga bisa kurasakan aliran darah melaju cepat. Aku tak pernah mengenal sosok
itu. Dia bukan sosok yang biasa aku temui dalam keseharianku selama ini.
Tanganku kini bergerak ke arah dada berusaha menggenggam jantung yang sedang
berdetak sangat kencang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wajahku perlahan kembali terangkat
rasa penasaran untuk mengenali sosok di hadapan. Aku mencoba berjalan mundur ke
belakang dan melihat dari kejauhan. Bersandar di pintu kaca tempatku biasa
mandi dari shower, aku mulai menyipitkan mata. Lamat-lamat bisa kulihat tak
hanya kulit wajahnya yang kian memucat tapi juga kedua lengannya. Bibirnya yang
biasa kulihat segar dan selalu menyunggingkan senyum kini tak demikian. Kembali,
pigmen putih mendominasi. Senyuman miliknya hilang hari ini, hanya ada sendu
yang tersirat dari lengkung bibirnya. Ada pilu dalam dadaku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pakaian yang dikenakannya nampak
sangat lusuh dan kusam. Aku taksir pemakaiannya mungkin lebih dari tiga hari,
tidak, rasanya lebih bari dua minggu. Ada noda teh di lengan kirinya. Motif
garis-garis tipis di pakaian itu kian menghilang, tidak pasti apakah usia
pakaiannya atau karena belum pernah dicuci selama pemakaian sekarang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bruk! </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sosok itu kini terduduk di lantai. Ada
ragam perlengkapan mandi terserak di lantai mengelilingi sosok itu. Tangan
kanannya menggenggam handuk merah bata disertai dengan handuk-handuk warna lain
serta rak yang menahannya. Kini aku tak bisa melihat sosoknya dengan jelas,
semuanya mulai samar-samar. Sosoknya perlahan hilang dari pandanganku yang
mulai gelap. Ada suara gedoran di pintu kamar mandi dengan teriakan wanita di
sana.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Brak!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kini aku mulai mendengar derit
engsel pintu yang mungkin dibuka paksa dengan dobrakan. Aku terhuyung ke lantai
tanpa perlawanan. Tapi batinku masih saja berusaha untuk menjaga kesadaran.
Mataku mulai mencari sosok-sosok yang suaranya riuh di kamar mandi. Kufokuskan
pendengaran untuk mengenali siapa saja yang mengelilingu berharap sosok sendu
itu ada dan berkenan untuk memaafkanku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Abang kenapa?! Kan sudah adek
bilang supaya istirahat dan minum yang banyak!” teriakan itu diikuti isak
tangis milik seorang gadis kecil. “Adek tahu abang sangat menginginkan proyek
itu <i>goal</i>. Tapi tidak dengan memforsir
staminanya juga,” lanjutnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kamu harusnya bisa membagi waktu
Mar! Papa tahu kalau kamu sangat ingin agar proyekmu bisa diterima tim kreatif,”
kalimat itu mengalun lirih di pendengaranku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Adek daritadi bingung dan panik,”
tangisnya kian tersedu. “Abang sebenarnya lagi ngomong sama siapa di kamar mandi.
Abang kan sendirian ke kamar mandi setelah tiga minggu mengerjakan proyek yang
dikasih papa,” lanjutnya.</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku mencoba tersenyum meski tak
bisa kulihat sosok di hadapanku. Penglihatanku mulai gelap dengan pendengaran
yang makin hilang. Tak ada yang bisa kukenali sosok orang-orang di sekitarku.
Hatiku masih bertanya siapa sosok yang sedari tadi berhadapan denganku. Batinku
melirih, <i>maaf Mar.</i></span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-41194356818690932142013-08-03T07:55:00.000+07:002013-08-24T09:10:33.043+07:00Sherlock Holmes<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj5m21KBncJRxtvMN6uI2n1wGT72Afoa_m-Fi7k6-2jMYvDW1kTLPNrX5Rdv4xSTgL0-bqWLynhE0dG21sFYK0q1LBVlXuRLpf7drT3YTsgJCBBVUDuNYba_CJUP-m7r16w6osrmSVaFEq/s1600/20130515_210242.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj5m21KBncJRxtvMN6uI2n1wGT72Afoa_m-Fi7k6-2jMYvDW1kTLPNrX5Rdv4xSTgL0-bqWLynhE0dG21sFYK0q1LBVlXuRLpf7drT3YTsgJCBBVUDuNYba_CJUP-m7r16w6osrmSVaFEq/s200/20130515_210242.jpg" width="150" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">I AM SHER LOCKED</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Cita-cita seseorang bisa berubah pada saat masih umur anak-anak, remaja bahkan sudah dalam posisi kerja. Hal itu tidak tanpa alasan juga. Lingkungan adalah pihak paling bertanggung jawab tentang pergeseran mimpi dari awal sampai akhir. Sebuah keberuntungan apabila ada orang yang impiannya dari kecil sampai dewasa tetap sama, bahkan terwujud.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak berbeda dengan saya. Jangan ditanya soal mimpi mau jadi apa ketika masih usia sangat kecil, jawabannya pasti hampir sama. Tapihal paling keren dari sekian banyak mimpi yang kocar-kacir dalam pikiran saya adalah menjadi seorang detektif.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lucu memang. Bisa dipastikan, lingkungan kamar kakak sepupu saya yang memberikan stimulasi bahwa detektif adalah impian paling keren. Bagaimana tidak? Sosok detektif yang diekspose habis-habisan oleh kakak saya adalah karakter anime bernama Shinichi Kudo. Dia seorang siswa SMA yang jeniusnya kurang ajar dan seringkali membantu polisi memecahkan kasus-kasus pidana rumit. Seperti anak sekolah lainnya, Shinichi tampil kasual dalam kesehariannya. Hanya saja, ilustrasi dari Aoyama Gosho sensei yang membuatnya tampak elegan di mata para pembaca. </span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak berhenti di sana, ada sosok lain yang membangun mimpi saya satu ini selain kakak sepupu. Tidak jauh-jauh, koleksi buku milik bapak yang sudah usang juga membantu pikiran saya untuk bermimpi menjadi detektif. Beberapa buku karangan Sir Arthur Conan Doyle dengan karakter Sherlock Holmes di dalamnya bisa dipastikan ikut andil dengan porsi paling besar.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sekolah menengah pertama adalah masa di mana saya berkenalan dengan karakter Holmes, Watson, Mycroft dan Moriarty. Jika memiliki waktu sangat luang, maka menamatkan kasus Sherlock Holmes adalah kewajiban. Tak pelak, dalam beberapa kesempatan saya sering berlagak meniru gaya dari Sherlock Holmes.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sampai tahun 2009 ketika karakter favorit saya diangkat ke layar lebar, maka antusiasme langsung menjalar dan sesegera mungkin menonton filmnya. Sayang, ekspektasi saya tentang karakter yang memerankan Sherlock tidak berkesan. Saya simpan penilaian angka empat dan lima untuk Sherlock yang satu ini sampai ada Sherlock berikutnya. Hal ini terwujud, 2011 saya iseng bermain di satu portal database film dan menemukan judul serial BBC dengan nama Sherlock. Season pertama dilahap cepat. Marathon! Hingga berakhir menggantung di season dua, saya bisa memastikan kalau karakter Sherlock yang satu ini cocok dihargai dengan angka empat dan lima.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sherlock Holmes adalah tokoh fiktif yang akhirnya berhasil memberikan kontribusi dalam hal imajinasi liar bagi saya. Tokoh detektif yang paling fenomenal ini mampu memberikan kesan bahwa tak ada salahnya punya mimpi yang sangat keren meski mustahil diwujudkan. Bagaimana Sir Arthur Conan Doyle mendeskripsikan situasi dalam ceritanya adalah satu gerbang supaya saya bisa berimajinasi.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">I AM SHER-LOCKED</span><br />
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
03/08/13</div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-13990316591769091972013-08-02T06:59:00.000+07:002013-08-24T09:10:59.223+07:00U N O<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk392WVpCdwgZjXmKrzzlRNHzbFC8ov0Hj16VRJ6CWc7c0cNDljEHKXo1ME-As25X2l4liVmszS6vdn2bT3NM0D9sW6h_prIg9RRu2iSdOpT4bJTAfNwGt6NcKbUl3DVWiJxNY_PCx0vcJ/s1600/20130514_195801.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk392WVpCdwgZjXmKrzzlRNHzbFC8ov0Hj16VRJ6CWc7c0cNDljEHKXo1ME-As25X2l4liVmszS6vdn2bT3NM0D9sW6h_prIg9RRu2iSdOpT4bJTAfNwGt6NcKbUl3DVWiJxNY_PCx0vcJ/s320/20130514_195801.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">UNO!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah kemarin saya menulis tentang permainan bernama <i><a href="http://ceracau-ku.blogspot.com/2013/08/kamar-scrabble.html">scrabble</a></i>, maka kali ini pun tidak ada
keraguan untuk melanjutkan cerita dari kamar dengan famili yang sama yaitu
per-ma-i-nan. Kalau soal permainan saya memang sangat freak. Alasannya
sederhana saja. Sejak kecil memang abi selalu membawakan mainan baru setiap
harinya meskipun itu dibeli dari tukang jualan yang harganya sangat murah dan
tidak selevel dengan milik teman-teman saya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tau UNO?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Secara bahasa sih itu adalah kata yang memiliki arti <b>satu</b>. Permainan ini pun sama, berkaitan
dengan kata itu. Adalah satu aturan paling dasar yang harus diketahui setiap pemain uno, yaitu
hanya menyebutkan kata “uno” pada saat kartu milik sendiri atau lawan tinggal
satu. Kalau di luar itu akan dikenakan penalti, mengambil dua kartu dari dek bandar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Uno adalah permainan yang sering saya mainkan sekedar
membunuh waktu atau kebosanan dengan rutinitas. Akan selalu ada gelak tawa
ketika kami bermain uno. Peraturan dasar yang dibawa beserta satu set kartu
kini sudah menjadi hal yang membosankan bagi kami. Tak lama, lahirlah amandemen
peraturan tentang permainan ini. Sasarannya adalah pemain-pemain yang tidak fokus.
Penalti yang ditetapkan tak main-main. Satu kesalahan harus mengambil lima
kartu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bagi orang lain uno mungkin hanya sebatas permainan yang
mengundang decak kagum dan gelak tawa. Tapi tidak bagiku. Ada hal menarik dan
fakta unik dari permainan satu ini. Ada wawasan dan inspirasi positif tersirat
di setiap kartunya. Saya pernah mengulas sisi positif permainan satu ini di
artikel “<a href="http://ceracau-ku.blogspot.com/2012/09/belajar-jadi-numero-uno.html">Belajar Menjadi Numero Uno</a>”.</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>It’s more than just a game and don’t forget to have fun
when you play.</i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">02/08/13</span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-16698679024980027792013-08-01T03:48:00.000+07:002013-08-24T09:11:24.388+07:00Scrabble<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnHYa99-elD6C50mNlbMM5W_OXleb4SyUhyUZqzk4-ByUuymYMiV4224ADsYkR5UPO33ljBoMF91KqmZBhqg8s3-PUSrljVebHRDO1hj_84c8KegurWl1mnKSFHp26InxrtwXFkx9XvZaX/s1600/20120819_220311.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnHYa99-elD6C50mNlbMM5W_OXleb4SyUhyUZqzk4-ByUuymYMiV4224ADsYkR5UPO33ljBoMF91KqmZBhqg8s3-PUSrljVebHRDO1hj_84c8KegurWl1mnKSFHp26InxrtwXFkx9XvZaX/s320/20120819_220311.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Let's make words! - Scrabble</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pernah membayangkan memainkannya dari jam delapan malam sampai jam satu dini hari? Saya pikir tak usah dibayangkan bagaimana membosankannya permainan ini. Tapi bagi saya serta beberapa teman jika sudah sangat kekurangan tantangan dan bingung saat berkumpul mau ngapain, barang satu itu jadi jalan keluar. Pemecah kebuntuan dan pelarut kekakuan!</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Permainan satu ini memang sederhana bentuknya, terdiri dari satu bidang papan terbuat dari karton ukuran sekitar 50cm X 50cm dan bidak-bidak kecil dengan dimensi sekitar 4cm X 4cm bertuliskan alfabet. Tapi jangan pernah meremehkan harga kelengkapan permainan ini yang mencapai sekitar Rp. 180.000,- s.d. Rp. 300.000,-. Mahal kan? Saya sendiri sampai patungan untuk beli <i>game set</i>-nya</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Cara bermainnya gampang. Susun alfabet yang sudah ada di dek menjadi satu kata di papan permainan. Mudah kan? Tapi bisa dibayangkan jika yang muncul di dek itu isinya konsonan semua tanpa vokal atau sebaliknya. Kita pasti bakal dipaksa untuk bilang “pass” sambil menukarkan satu huruf ke dalam “kantong ajaib” berisi alfabet yang memungkinkan kita mendapat alfabet golongan yang sama. So, jika sedang dalam kondisi seperti itu, panjatkan do’a supaya yang muncul bukan dari golongan sebelumnya.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya yang tidak terbiasa menggunakan bahasa Inggris pernah merasa kewalahan. Akan jadi sangat memalukan kalau <i>vocab</i> yang keluar itu, itu, itu, itu dan itu lagi. Orang bakal mengetahui kalau kadar pengetahuan saya akan bahasa Inggris begitu dangkal. Mengenaskan.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejatinya permainan ini menyenangkan. Tidak seperti permainan lain, sisi positifnya bisa langsung dirasakan secara instan. Pikiran akan diajak menyerap kosakata bahasa Inggris yang baru atau mungkin sudah kita lupakan.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jadi jangan pernah berkata tidak pada <i>scrabble </i>karena kita sebenarnya sedang belajar satu bahasa dunia. <i>It’s fun</i>!</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">01/08/13</span>araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-21761656801628157682013-07-29T00:45:00.002+07:002013-08-24T09:11:57.610+07:00[Berani Cerita #22] Tangga Saksinya<div class="MsoNormal">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdNDBKkNMYDPLBG2w_lt_WawNMR6sW1qtHk7Iquxf5ELdhqb0Q7BxmbEOBuTzNNv-eAdsKVRhYVt8NSmfuZWHbmSs2Kvzv1WAG2yoS269xLVf2cVXaL77eTSvsxzyQ2Xi8E8MEFXnB3_k/s320/large1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdNDBKkNMYDPLBG2w_lt_WawNMR6sW1qtHk7Iquxf5ELdhqb0Q7BxmbEOBuTzNNv-eAdsKVRhYVt8NSmfuZWHbmSs2Kvzv1WAG2yoS269xLVf2cVXaL77eTSvsxzyQ2Xi8E8MEFXnB3_k/s320/large1.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdNDBKkNMYDPLBG2w_lt_WawNMR6sW1qtHk7Iquxf5ELdhqb0Q7BxmbEOBuTzNNv-eAdsKVRhYVt8NSmfuZWHbmSs2Kvzv1WAG2yoS269xLVf2cVXaL77eTSvsxzyQ2Xi8E8MEFXnB3_k/s320/large1.jpg">berani cerita</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“<i>Happy anniversary</i>,
Sayang!” tawamu masih tetap sama seperti pertama kali kita jumpa.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku tiup lilin-lilin yang menerangi wajah cantikmu. Aku
bahagia karena tangga ini masih tetap mengikat kebersamaan kita dalam rupa
tangis dan tawa. Sepuluh tahun sudah berlalu dengan kamu sebagai teman hidup.
Durasi yang cukup lama untuk menghabiskan malam dengan menatap langit penuh
gemerlap bintang.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Tak perlu bertanya apa harapanku, ya?” tanyaku lebih cepat
dari ekspresi wajahmu yang penasaran melihat bibirku komat-kamit. “Ada namamu serta
namaku bersanding dalam panjatku malam ini,” lanjutku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Iya.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wajahmu merona di bawah sinar purnama. Kamu tersipu dan
mengurai tangis bahagia. Tapi ada gelisah dalam hatiku ketika nama lelaki lain
tertera di ponselmu. Ini adalah hari ketujuh kulihat namanya di ponselmu. Aku pernah
bertanya siapa sosok itu, kamu hanya berdalih sanak saudara yang bahkan tak
sekali pun kau ceritakan. Aku tak pernah mengenalnya. Kamu memang pamit padaku
untuk menjawab panggilan itu dan aku mengiyakan dengan hati tersayat. Aku
terima.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Tak terasa ya sudah dua belas tahun sejak pertemuan kita
pertama kali di pernikahan sepupuku waktu itu,” aku berusaha menepikan
kekalutan dalam hati. “Di sini, kita sering menghabiskan waktu. Mulai dari bermimpi
bahkan sampai sudah terwujud pun selalu kita lalui waktu di tangga ini sambil
menatap indah langit malam.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Iya. Taman ini, ah tidak. Tangga ini telah membuatku jatuh
cinta, Sayang. Itu sejak mata kita saling bertemu dan mengehentikan waktu
dengan degup penuh rasa dan pipi merona,” timpalmu. “Ingat saat kita bertengkar
hebat hanya karena aku diantar oleh senior kampus? Sampai wajahmu merah padam
dan tak mau bicara satu minggu,” kalimat itu menggantung, ada getir di sana. “Tangga
ini ada dan jadi saksi atas ragam kejadian, Sayang.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku mengangguk pelan tanpa jawaban. Tawa sampai tangis
memang kita rekam di sini, tangga ini. Sepotong lapis Surabaya buatanmu
kuterima. Ada bahagia memang dalam hati, tapi tak bisa kusembunyikan luka
menganga atas nama lelaki tak dikenal dalam ponselmu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Maaf,” lirihku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tanpa perlawanan berarti tanganku berhasil membuatmu
terguling dari hadapanku sampai ke dasar. Tanganmu berusaha mengenali warna
darah dari kepala. Hening. Tapi tatapanmu berkata lain ada banyak pertanyaan di
sana.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kenapa, Mas?” pertanyaan itu terdengar sangat sedih.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Maaf. Ini aku lakukan karena aku sangat mencintaimu. Tangga
ini harus menjadi saksi untuk terakhir kalinya.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku tak kuasa. Luka karena mencintaimu membuatku seperti
ini. Aku mencintaimu, oleh karena itu aku takkan biarkan kamu pergi sendiri.
Aku melompat melawan gravitasi ke arah tubuhmu. Mata kita kembali bertemu,
mungkin ini untuk terakhir kali.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Suaramu kembali menggaung di telingaku, “kenapa, Mas?
Kenapa?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. . .</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Mas, kenapa?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mataku terbuka, aku merasa kini sedang berada di surga bersamamu.
Aku bahagia kita bersama lagi. Tapi tunggu, kenapa kamu membawa lapis Surabaya masih
utuh? Bahkan tak ada merah darah mewarnai gaunmu. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Mas, maaf membuatmu menunggu sampai tertidur di sini. Abang
tadi tersesat di komplek, maklum dari kampung,” jelasmu dengan sodoran sepotong
lapis Surabaya. “Kami satu ayah beda ibu dan abang sudah sendirian kini.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Syukurlah! Maaf aku menaruh curiga tentang lelaki yang
sering berbicara di telepon denganmu.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Mas jangan menyimpan prasangka, tangga ini saksi kesetiaanku
padamu. <i>Happy anniversary</i>.”</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“<i>I love you</i>”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>499 kata</b></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://dl.dropboxusercontent.com/u/38695002/BeraniCerita/banner-BC%2322.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="101" src="https://dl.dropboxusercontent.com/u/38695002/BeraniCerita/banner-BC%2322.png" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
</div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com18tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-41419556864352491912013-07-26T18:57:00.000+07:002013-08-24T09:12:13.082+07:00Aku Dan Si Binatang Jalang<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.nusantara.in/coreldraw/c_drawing_14/coreldraw_free_14_clip_image040.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://www.nusantara.in/coreldraw/c_drawing_14/coreldraw_free_14_clip_image040.jpg" width="252" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://www.nusantara.in/coreldraw/c_drawing_14/coreldraw_free_14_clip_image040.jpg">sumber</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">101010</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Lagi dimana, Kak?" pesan singkat ibu menghentikan petualanganku di kampus gajah.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"ITB. Kenapa?" aku kirim balasan singkat.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Tumben, ada apa di sana?" lanjutnya.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Cuma lihat pasar seni yang empat tahun sekali, Bu."</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Ada yang menarik ga di sana????"</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Em... Ada perahu segede gambreng di sini sama stand-stand jualan."</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Oh. G ada yang menarik?" tanda tanya yang berkurang pertanda ibu mulai kehilangan ketertarikan.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Ada satu stand yang kece. Baju sih, tapi kalo gambarnya Chairil Anwar jadi beda, kan?" tanyaku.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"TITIP!!!"</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak ada lagi pesan masuk setelah satu kata terakhirnya tadi. Aku yang terhenti di depan stand langsung mencoba melakukan tarik-menarik harga untuk dua baju bergambar sosok si binatang jalang tersebut. Negosiasi termasuk alot. Barang yang hanya tersisa dua potong itu ternyata menarik minat pengunjung yang mampir.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Kang, udah deh saya kasih diskon aja 170 ribu buat dua-duanya," tawar penjualnya.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"160! Ini ibu saya lho yang minta."</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kata ibu menjadi senjata mematikan yang sangat luar biasa. Harga satu potong baju bergambar banyak sosok itu adalah 95 ribu rupiah. Cukup mahal memang, tapi bahan dan kualitas sablon tidak murahan jadi layak dibandrol segitu.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tanpa foto dan embel-embel yang tidak perlu, langsung aku laporkan keberhasilan mendapatkan kedua baju tersebut via sms. "Mission accomplished!"</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Nuhun"</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. . .</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">260713</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Terima kasih telah memperkenalkan kakak dengan Chairil Anwar. Meski tidak sepandai beliau dalam merangkai kata dan menyampaikan maksud, semoga hari ini termasuk satu hari bahagia buat ibu. Selamat Hari Puisi Nasional. Selamat mengenang si binatang jalang."</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pesan yang cukup panjang itu terkirim langsung saat sahur tadi. </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Euforia tentang hari puisi nasional memang baru kurasakan tahun ini. Tagar Pesta Puisi yang digagas satu akun sosial di twitter sangat menggema. Setiap jam ada satu kata wajib yang muncul dalam puisi terdiri dari 140 karakter. Pesertanya adalah siapa pun yang ingin merayakan hari jadi sang pelopor angkatan 45, Chairil Anwar.</span></div>
</div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Siapa tak kenal dengan sosok penyair yang sangat fenomenal itu? Rangakaian kata perkata miliknya mampu membekas di ingatan setiap orang. Bagaikan sebuah peluru yang ditembak dan mengenai sasaran, meninggalkan lubang menganga. Sepak terjangnya memang berdurasi singkat, tapi tiada yang bisa melupakan bagaimana karyanya sampai saat ini menjadi acuan.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Umurnya tak pernah mencapai kepala tiga. Namun berbanding terbalik dengan itu, karyanya melebihi angka lima puluh. Sebuah prestasi yang cemerlang untuk seorang seniman yang memulai di usia sangat muda. Tak sedikit pula karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing. </span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kumpulan puisinya dicetak dalam tiga judul buku, Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949) serta Tiga Menguak Takdir (1950) kolaborasi bersama Asrul Sani dan Rivai Apin. Ketiga buku itu pula yang tersusun rapi di lemari milik ibu.</span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-34491939861330964012013-07-23T12:59:00.001+07:002013-07-23T13:06:25.465+07:00[FIKSI MINI] Jangan Renggut Masanya<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvakl5aykQVuPKswPHppN56jd4j2YrZ7HYM9hsn_7nsqnd9sIv7ccYwiqbOKMqKFlUjuSlCsMdLXv9HbQJn5jXnsz3KaeSpgPHQB5F3vH7ogYKx1Q9goD6ctH_PtlHkN2BKSH9Kqd5KCda/s1600/childrens_day_2013-2000005-hp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="123" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvakl5aykQVuPKswPHppN56jd4j2YrZ7HYM9hsn_7nsqnd9sIv7ccYwiqbOKMqKFlUjuSlCsMdLXv9HbQJn5jXnsz3KaeSpgPHQB5F3vH7ogYKx1Q9goD6ctH_PtlHkN2BKSH9Kqd5KCda/s320/childrens_day_2013-2000005-hp.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://www.google.com/logos/doodles/2013/childrens_day_2013-2000005-hp.jpg">sumber</a></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%;">“Awas! Awas! Aduh, layangannya
jangan dibelokin ke kanan dong, Mat!” gerutu si sulung. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Nanti layangan kakak
putus kalo kena benang punyamu.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kakak tuh yang melipir ke kiri
layangannya!” teriaknya gak mau kalah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ini hari keempat mereka libur
sekolah. Aku selalu menghabiskan waktu dengan bermain layangan jika sore hari.
Tak jarang akhirnya aku disuguhi keakraban lewat teriakan khas anak-anak.
Tempat kami bermain sangat luas dan tak ada yang menghalangi laju layang-layang
kecuali hujan. Tak jarang jika matahari sedang bersahabat kami selalu menikmati
senja bersama dengan sepoy angin.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<o:p><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<o:p><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. . .</span></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Ayaaah! Kakak ganggu Mamat lagi
baca buku nih, Yah!” teriakan itu membuatku kurang konsentrasi dalam bekerja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Masa buku punyaku sekarang Mamat
yang baca, Yah? Kapan coba giliranku?” wajahnya mengerut, matanya mendelik,
tangan gemuknya dilipat di dada.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Permisi sebentar, Pak.” Aku pamit
pada klienku hendak melerai mereka.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Sudah, ini ayah bagi dua ya
bukunya. Bacanya yang tertib dan gak berisik, kasihan kan klien ayah?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ini hari kesebelas mereka libur
sekolah. Siang hari mereka sering menemaniku bekerja dan meninggalkan istriku
dengan pekerjaannya. Makan siang kami cukup menarik, terkadang kami menyantap roti
isi daging.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<o:p><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<o:p><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. . .</span></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Satu malam kami sedang menyaksikan
tontonan di televisi. Ada kartun Mr Bean ditayangkan, acara favorit di keluarga
kami. Seringkali teh hangat dan beberapa biskuit menemani hiburan yang kami
nikmati. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Ayah, kenapa aku libur sekolah? Sedangkan
anak-anak yang lain masih tetap sekolah. Kapan kita pulang ke rumah? Aku kangen
mainan dan kamarku.” Pertanyaan si kecil membuat istriku tak kuasa menahan tangis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku hanya menatap wajahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Ayah, kenapa kita tak boleh bantu
kerjaan menyemir sepatu seperti ayah? Kan gampang, </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yah! Lagipula, kantor ayah
kemana? Kerjaan ayah yang dulu gimana? Bukannya lebih enak kerjaan yang dulu?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kini giliran kakaknya yang
bertanya. Sudah kuduga, istriku hanya menundukkan kepala dengan isak tangis
yang bisa kukenali. Aku peluk mereka bersamaan, hangat. Aku tatap wajahnya satu
persatu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kantor ayah lagi dipinjam sama
temen , kerjaannya juga sekarang dipegang sama dia. Karena tak kerja lagi di
sana, ayah tidak dapat gaji jadinya kalian libur dulu sekolah. Tapi, bukan berarti
karena libur sekolah dan ayah tak punya gaji kalian harus bantu kerjaan ayah.
Kalian cukup belajar aja seperti biasa,” keduanya hanya mengangguk dengan penuh
semangat. “Ayah janji bakal cepat bawa kalian pulang ke rumah, tidak tidur di
trotoar lagi dan tidak main layangan di atap gedung yang hampir roboh.”</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku tatap istriku, “biarkan mereka
menjadi anak-anak meskipun dalam kondisi seperti ini. Jangan sampai kita
libatkan mereka dalam kesulitan.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%;">NB : Tulisan ini dibuat atas keprihatinan pada keadaan lingkungan anak-anak saat ini. </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="line-height: 24px;">Selamat hari anak nasional! Jangan renggut masanya!</span></span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com18tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-30964271693618611222013-07-22T02:21:00.002+07:002013-08-24T09:12:30.379+07:00[FIKSI MINI] Enam Tiga Puluh<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Om, apa kabar? Sehat?” pertanyaan itu menelusuri indera
pendengaranku.</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Sehat. Manyu apa kabar? Jadi pulang hari ini sama papa
Randi? Om tunggu di rumah ya …”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kusimpan ponselku di dekat lampu tidur, bersebelahan dengan
segelas air penawar dahaga jika terbangun dari mimpi. Tak jauh, satu jam
digital menunjukkan angka 6:30. Ada sakit yang menjalar dalam aliran darah, ada
sesak yang memenuhi rongga dada. <i>Sembilan
tahun.</i></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. . .</span></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika aku harus
terbangun, <br />
itu karena ada mimpi yang kau wujudkan pagi ini.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Arini<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">19/05/2007<br />
06:30<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pesan singkatnya menghilangkan kegugupanku menghadapi hari
ini. Ada senyum terkembang dari ibu yang sudah mengantarkanku hingga fase ini.
Tersemat rasa rindu ayah dari bulir air yang menelusuri wajah abang. Aku akan
melepas bahtera takdir dari pelabuhan bernama keluarga Kuncoro menuju dermaga
kecil bertuliskan Arifin.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Ibu. Abang. Zaki mohon do’a restu,” tak bisa kutahan laju
air dari kedua mata, tangisku menjadi. Dekapan mereka melemahkanku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kamu, pasti bakal jadi suami dan ayah yang hebat kelak,
sama seperti almarhum ayah.”</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. . .</span></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Cukup! Kita bubar!
Aku kecewa sama kamu! Mana bisa jadi suami dan ayah yang bener kalo menenangkan
aku saja kamu gak becus! Cih!” teriakan itu cukup menurunkan nyaliku, membuatku
berpikir apa aku memang sebego itu. “Tololnya lagi, ini masih terlalu pagi
untuk memulai pertengkaran! Aku butuh suntikan semangat, bukan komentar hambar
tentang fotoku yang menjiplak punyamu!” lanjutnya dengan nada tak mau turun
hingga penghuni kamar lain melihatku mematung dengan wajah pucat pasi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kusibak sweater di lengan, ini memang terlalu pagi untuk
memanaskan suasana. <i>Tampaknya aku memang
bodoh.</i> Gumamku dalam sambil tetap mematung di depan pintu.</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku memang terlihat seperti orang bodoh,<br />
tapi itu tak sedikitpun menurunkan niat untuk mencoba mengerti kamu<br />
atau menyayangimu.<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Zaki<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">04/04/2006<br />
06:30<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. . .</span></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kini aku terpisah dinding tebal dan hanya bisa merapal
puluhan do’a, semoga bisa jadi mantra ampuh untuk kedua nyawa di dalam. Kakiku
tak bisa berhenti menghentak seiring masih belum adanya kepastian dari dalam.
Sementara itu dari kejauhan ada derap langkah yang bisa kukenali pemiliknya,
ibu dan bang Randi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Gimana? Udah?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pertanyaan itu hanya mampu menghentikan hentakan kakiku
sesaat. Aku hanya menggeleng dan diikuti lagi dengan irama hentakan kaki. <i>Ya Rabb, berikan yang terbaik bagi hamba.</i>
Jemariku berpagut, mataku memejam kuat. Ada anyir dalam mulutku, ini pasti
karena gigitanku keterlaluan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Oooooaaaaaaa… Ooooooaaaaaaaa…” ada jeritan melengking dari
dalam. Ada pujian terlontar dari aku, ibu dan abang.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada pelukan dan tangis bahagia. Ada lalu lalang para suster
di depan mata. Dadaku sesak seketika. <i>Kenapa
semua panik? Ada apa ini?</i> Pertanyaan itu berulang kali mengelilingi ruangan
di kepalaku. Kembali, kami merapal do’a.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Keluarga ibu Arini?” bibirnya mencoba tersenyum, tapi
tatapannya tak bisa menyembunyikan berita lain. Aku mengendus berita buruk di
sini.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Iya, Dok? Bagaimana kondisi bayinya?” ibu memecah kekakuan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Selamat, cucu anda laki-laki …”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Istri saya, Dok?” jantungkumulai tak stabil, detaknya kian
tak karuan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Maaf, kami sudah berusaha. Proses persalinan yang terlalu
lama, terlalu banyak kehilangan darah. Saya turut berduka cita.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kriiiiiing… Kriiiiiiiiiing…</span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wedding Anniversary<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">19/05/2009<br />
06:30<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Berikan dia nama Abimanyu agar tak kenal takut, aku harap
abang mau membesarkannya.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">490 kata</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">NB : Judulnya diambil dari satu #FF punya mbak <a href="http://www.morningraindrops.com/2012/12/flashfiction-enam-tiga-puluh.html">Mayya</a> karena belum sempat ikutan Berani Cerita #1 jadinya ya belajar ikut tantangannya. :)</span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-90651829301459758452013-07-20T04:48:00.000+07:002013-08-24T09:15:30.624+07:00[Berani Cerita #21] Kolak Terakhir<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_w40pdFfHndXIC-nYagFCADvd96Fq2mdehNtRPT0yO5Hj6jWO_erjd6JwlUqL5RabTXpqn_DWV76tW9-gSnh1_1MYWiqXHrktFBEpXQE8OrX6VCenZCOzBYimVo6UQ1dMECyTGZAN2ho/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_w40pdFfHndXIC-nYagFCADvd96Fq2mdehNtRPT0yO5Hj6jWO_erjd6JwlUqL5RabTXpqn_DWV76tW9-gSnh1_1MYWiqXHrktFBEpXQE8OrX6VCenZCOzBYimVo6UQ1dMECyTGZAN2ho/s1600/images.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Kolak_Pisang.jpg">credit</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Teteh! Nanti sore jadi ke rumah kan? Iin kangen main
monopoli bareng lagi,” rengekan itu masih sama meskipun usianya sudah remaja.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Iya. Teteh lagi beres-beres, kalo teleponnya ga ditutup,
kapan teteh selesai <i>packing</i>, Sayang?”
kedua tanganku sibuk merapikan lusinan bekal nanti malam. “Sudah ya? Nanti
teteh kabarin kalo udah mau sampai rumah. Assalamu’alaikum.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kuhela nafas panjang dengan mata memejam ke arah langit-langit
kamar. Ramadhan sudah sampai penghujung, bisa kubayangkan bagaimana meriahnya
nanti sore. Wangi rumah, bertebarannya kue-kue kering, dekorasi khas lebaran
dan tentunya semangkuk besar kolak pisang untuk berbuka. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i></i></span><br />
<a name='more'></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Ini kan hari terakhir,
semoga kolak pisang bapak habis lebih cepat. </i>Do’aku dalam hati.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Layar ponselku mengerjap bak lampu disko. Ada pesan masuk
dengan nama Heni - Marketing. Tanganku meraih ponsel diikuti gerakan fasih di
layar. “Ibu diharapkan hadir untuk tinjau lokasi.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada kerut di keningku. <i>Kenapa
mesti hari ini? </i>Batinku menggerutu. Secepat kilat kubalas pesannya, “maaf
saya sudah ada janji, kamu saja yang mewakili saya.” <i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Suamiku<i>,</i> nanti
sore jangan lupa ya!”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Message sent<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">* * *</span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Saya gak mau tahu! Kalian harus ambil uang itu sekarang!!
Tak ada uang?! Kalian tahu harus bagaimana kan?” Nada tingginya tak terbendung
sampai urat di lehernya bisa terlihat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Mas, jangan marah-marah dong. Gak mau puasanya batal kan?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Iya. Maaf ya, Sayang.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">* * *</span></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wajahku tak henti berseri, pikiranku memainkan dawai bernada
bahagia. <i>I’m home! </i>Lirih batinku. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Saya turun di sini, Pak. Kembaliannya simpan saja.” Kuseret
paksa koper besar penuh dengan bawaan untuk si kembar Iin dan Lina. Aku mencoba
berjalan pelan, menikmati sepoy angin dengan balutan senja keemasan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku bahagia! </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi tidak sampai hitungan menit, kebahagiaan itu hancur
luluh lantak tepat di depan mata kepalaku sendiri. Sayup kudengar teriakan dari
arah kerumunan di depanku, rumahku. Aku bergegas mengambil langkah seribu
membelah keramaian.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Ibu?! Bapak?! Iin?! Lina?!”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Bapak sudah saya peringatkan tempo hari! Kenapa uangnya
belum ada juga?!” Lelaki berbadan kekar dengan kepala plontos meneriaki bapak. Dua
lainnya memporakporandakan seisi rumah melempar beberapa barang keluar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Seiring kekacauan, tangisan si kembar semakin menjadi dalam
dekapan ibu. Bapak, seperti lelaki lainnya, berusaha menjaga harga diri kami.
Ada beberapa pukulan mendarat di wajahnya, tapi nyalinya tak sedikit pun
menciut.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Hentikan!! Saya mohon hentikan!!” lolongan ibu berusaha
memisahkan bapak dari lelaki biadab itu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Ada apa ini?! Bubar!! Bubar!! Ini bukan tontonan!! Bubar!!”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada suara yang sangat kukenal memecah kegaduhan dan
membubarkan keramaian. Aku segera berlari ke arahnya tanpa pikir panjang.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kamu tak apa-apa, Istriku?” ucapnya seiring dekapannya
menenangkanku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi, ketenangan itu lagi-lagi tak bertahan sampai semenit.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kalian kan sudah saya beri tahu supaya jangan kasar, cukup
tarik paksa surat tanahnya saja.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalimat itu menghancurkan kepercayaanku padanya selama empat
tahun. Tatapannya berubah, ada nafsu membunuh di sana. “Brengsek kamu!
Bajingan! Apa salah bapak sama kamu, hah?!” tubuhku meronta berusaha
melepaskan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kesalahannya satu, Bu. Tidak membayar hutangnya tepat
waktu. Ibu pikir, darimana modal hingga usaha kolaknya terkenal? Iya kan,
Sayang?” ada tawa di sana, tawa yang menginjak tangis keluargaku. “Saya lupa,
bukannya ibu berhalangan hadir?” pertanyaan yang diikuti guyuran kolak racikan
bapak di kepalaku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;">496 kata</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://dl.dropboxusercontent.com/u/38695002/BeraniCerita/banner-BC%2321.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="141" src="https://dl.dropboxusercontent.com/u/38695002/BeraniCerita/banner-BC%2321.png" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><br /></span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-65990169141683464572013-07-18T20:13:00.000+07:002013-08-24T09:13:05.783+07:00[Berani Cerita #20] Pemilik Cap Bibir?<br />
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir6BYjH3R3LdlaAKq4KuwkvbL7fTy4ak7ugCfJiLA6yhTkpcF355HyMiGZNHMeo2hkpLK_X4BrxUBwA01ESTebxsF2Kt5f9UBldVhmsL_yr-FvbKbp42-TsBAlobSOwbJN5INoAsA8_B0p/s1600/kaset_10154+copy.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="203" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir6BYjH3R3LdlaAKq4KuwkvbL7fTy4ak7ugCfJiLA6yhTkpcF355HyMiGZNHMeo2hkpLK_X4BrxUBwA01ESTebxsF2Kt5f9UBldVhmsL_yr-FvbKbp42-TsBAlobSOwbJN5INoAsA8_B0p/s320/kaset_10154+copy.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Baik, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">meeting</i>
kita sampai di sini saja. Maaf jika kalian harus repot bergegas ke kantor di
hari libur. Sampai ketemu lusa dengan ide-ide segar untuk proyek komersial
Ramadhan nanti.”</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Mas, udah selesai?
Kalau bisa, secepatnya kemari! Alifa rewel gak mau mulai acara sampai kamu datang.
Ibu juga udah mulai gelisah.”</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Aku terkekeh membaca pesan Mira di ponselku. Satu gelas air cukup
untuk mengusir dahaga sisa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">meeting</i>
tadi dilanjut dengan tarian lincah ibu jari di layar ponsel.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Sayang, aku <i style="mso-bidi-font-style: normal;">on the
way</i>. Tunggu saja ya, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">I love you</i>.”</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Aku bergegas ke ruangan menyimpan berkas sekalian menenteng
dua bingkisan berpita merah jambu. Satu untuk Alifa dan satu lagi untuk ibuku. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sampai ketemu, pujaan hatiku. </i>Lirih
batinku disertai kecupan kecil pada sebuah foto berbingkai minimalis di meja.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: center;">
<o:p><br /></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: center;">
<o:p>. . .</o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Halaman rumah penuh warna, mulai dari dekorasi hingga canda
tawa. Ada ragam manusia di sana, dari balita sampai usia senja. Senyumku tak
henti terkembang karena sapaan juga do’a terbaik bagi Alifa dan keluargaku
tentunya.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Mama … kuenya mesti Rina simpan di mana? Berat ini, Ma …
perasaan tiap Rina ulang tahun kuenya tak pernah sebesar ini.” Wajah manis itu
kini sedikit mengerut ada perasaan iri terpancar dari mata kakaknya.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Sebentar, Ummi. Arina nampak kerepotan dengan kue ulang
tahun pesanan mas Fandi,” aku pamit dari salah satu perempuan paruh baya yang
sedari tadi merajut obrolan tentang perkembangan mengaji kedua anakku.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Tak apa-apa. Anak adalah nomor satu dari sekian banyak hal
di dunia. Obrolannya masih bisa dilanjut kok,” jawaban lembut Ummi Hanifah
selalu membuatku kagum dan sedikit penasaran dengan keluarganya.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: center;">
. . .</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Tiupan Alifa mampu memadamkan lilin-lilin kecil di atas kue.
Tawa dan keceriaannya mengingatkanku pada Mira, istri tersayang.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">I love you</i>,
Papaaaaa! <i style="mso-bidi-font-style: normal;">I’m so happy</i>! Ifa seneng
akhirnya ada beruang temen tidur!” pelukannya mendarat sempurna di badanku. Ada
isak tangis di pelukanku, milikku juga milik anakku.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">I love you too, Ifa.
Semoga selalu jadi malaikat bagi kami, </i>lirih batinku. Kulepas pergi si
kecil bermain bersama teman-temannya. Langkahku gontai menuju teras hendak
bertemu Ibu. Ini kali pertama Ibu merayakan ulang tahun bersamaan dengan Alifa.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Selamat ulang tahun, Bu.”</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Kecupanku mendarat di pipi kiri beserta pelukan hangat
setelah kucium tangan kanannya. Ada isak tangis di sana.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Lihat. Fandi bawa apa ini?”</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Ibu tercekat, dibukanya bingkisan itu perlahan. Kaset itu
dikeluarkan tanpa membawa serta kemasannya. Stereo usang miliknya memainkan
lagu-lagu The Beatles serta rekaman nyanyian sepasang kekasih. Tangis Ibu
menjadi ketika lagu kelima usai, diikuti tangisan perempuan paruh baya yang
baru kukenal, Ummi Hanifah.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Fandi … anakku! Anakku!” suara itu kian mendekat membelah
keramaian menuju arahku.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Semua orang memandangku seperti melihat hantu. Pucat. Mira?
Dia kaget dan roboh seketika. Ibu hanya menangis tersedu.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Siapa perempuan ini? </i>Jantungku
berdegup lebih cepat ketika aku dipeluknya penuh dengan isak tangis. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Apa dia rahimku? Pemilik cap bibir dengan
goresan kaligrafi di sampul serta kaset itu? </i>Ada perasaan hangat menjalar
seiring rasa penasaranku.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Maaf harus menelantarkanmu. Ibu dan almarhum bapak tak
sanggup menanggung aib akibat kecerobohan kami.”</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
“Maaf”</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
Aku tercekat. Lenganku lunglai tanpa tenaga, kemasan kaset
itu jatuh seiring kenyataan yang kudengar.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><b>495 kata</b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><b><br /></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://dl.dropboxusercontent.com/u/38695002/BeraniCerita/banner-BC%2320.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://dl.dropboxusercontent.com/u/38695002/BeraniCerita/banner-BC%2320.png" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><b><br /></b></span></div>
<br /></div>
<br />
<br />araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-33147134107442139992013-07-11T15:37:00.001+07:002013-07-11T15:37:35.973+07:00Ramadhan di Rantau<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika
kuperhatikan, sudah satu minggu konten televisi dijejali dengan iklan seputar
Ramadhan. Rasanya setahun kali ini lebih cepat berlalu. Ramadhan sudah kian di
pelupuk mata, mendekat seiring aroma wewangian khas kesehariannya semakin
terasa di panca indera. Bulan yang satu ini memang sangat dinanti kedatangannya
oleh setiap muslim di dunia tidak terkecuali aku. Satu bulan penuh berkah tanpa
kurang keistimewaan di setiap detiknya. Adalah hal yang wajib bagi setiap
muslim untuk melaksanakan puasa sedari waktu imsak sampai adzan maghrib
berkumandang. Dan itu selama satu bulan penuh lamanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Siapa
tak rindu dengan Ramadhan? Setiap harinya ada kenangan seindah mutiara terpatri
dalam hati. Jika sudah seperti itu, momen hari pertamalah yang akan selalu
dirindukan. Bagaimana tidak? Memulai Ramadhan dengan berangkat tarawih bersama
satu rombongan bagai pasukan perang lengkap
beserta atribut dan papa sebagai panglima. Sahur pun tak kalah menarik,
selalu ada rengekan kemalasan milikku juga adik jika dibangunkan oleh sang
wanita perkasa, mama. Maka membatalkan puasa adalah paling berkesan dari
semuanya, di mana penyakit lemah, letih, lesu, dan lunglaiku tiba-tiba hilang
dalam hitungan detik tatkala kumandang adzan maghrib menggema. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kini,
kepalaku dipenuhi rindu menggebu akan sisa-sisa ingatan tentang Ramadhan di
kampung halaman. Bukan cuma aku, siapa pun yang sedang menjejak di tanah rantau
untuk menimba ilmu ataupun mencari nafkah mulai menatap nanar masa lalu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ini
tahun keduaku menjalani Ramadhan di perantauan jauh dari keluargaku bahkan
kamar kesayanganku. Tak ada yang salah disini, toh aku sudah memilih. Jadi jika
hatiku sangat merana karena kerinduan yang teramat sangat pada keluarga, itu
adalah buah dari pilihan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bagiku,
Ramadhan adalah saat dimana aku bisa duduk satu meja bersama semua bagian
keluargaku, manakala sahur atau berbuka. Ini tentang kebersamaan sederhana
penuh makna, nikmat dan terasa istimewa. Ada ritual menyiapkan hidangan penuh
aroma menusuk penciuman, rapalan do’a ketika hendak memulai santap masakan
sampai membersihkan perlengkapan makan kembali seperti semula semuanya
dilakukan bersama.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. .
.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku
ingat, pagi itu hari masih sangat gelap. Jauh sebelum ayam jantan di sekitar
rumah berkokok dengan nyaring dan perkasa, mama sudah bangun. Tak ada trik jitu
supaya bisa bangun sepagi itu, hanya insting tajam seorang perempuan untuk
menyiapkan santapan sahur bagi keluarga. Rasa malas menggelayut di pelupuk mata
berwujud makhluk bernama kantuk. Susah payah kami bisa sampai meja makan yang
dipenuhi ragam masakan hasil racikan mama. Bermula dengan do’a yang dipimpin
papa, kami mulai santap sahur. Sayup kudengar celotehan menghiasi meja makan
dengan riang mulai dari bahasan tentang kegiatan nanti siang sampai menu
berbuka puasa. Selalu menyenangkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Santap
sahur usai. Adakala dimana kami langsung berpencar ke masing-masing ruangan
untuk persiapkan keperluan beraktifitas atau sekedar berkumpul menghangatkan
ruang keluarga menikmati acara pagi. Imsak diberitakan, tak lama setelah itu adzan
subuh berkumandang. Kami beranjak mengambil wudlu dilanjut shalat berjama’ah.
Tak ada hal indah melebihi satu pagi yang dilalui secara bersama-sama satu
keluarga.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Waktu
ashar merupakan saat dimana orang ramai turun ke pasar kaget yang ada hampir di
setiap sudut jalan. Pasar dadakan ini tumpah jika Ramadhan tiba, menu yang
ditawarkan hampir sama, sajian manis untuk membatalkan puasa. Pandanganku
beredar cepat melihat sekeliling, ada yang sedang mencari minuman manis dan
menyegarkan juga makanan dengan harga murah sampai berharga lumayan. Tapi
santapan yang paling dinanti selama Ramadhan adalah kolak pisang dengan bonus
beberapa buah kolang-kaling. Itu baru disebut makanan paling nikmat sedunia,
tentunya diracik oleh mama dengan penuh cinta untuk semua anggota.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berbeda
dengan bulan-bulan biasa, Ramadhan merupakan waktu dimana aku bisa melakukan
ragam kegiatan bersama-sama lebih sering dari biasanya. Bayangkan, mulai dari
mata terbuka sampai tertutup yang kutemui adalah utuhnya keluarga. Terasa
istimewa ketika itu dilalui selama satu bulan lamanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada
hal lain yang tak kalah menyenangkan, berbuka puasa bersama keluarga besar. Bayangkan
saja bagaimana ramainya jika satu marga keluarga tumplek dalam satu acara. Aku
selalu menikmati momen ini, berpakaian rapi sedari rumah sambil membawa
makanan, menatap lekat jalanan yang penuh sesak dengan para pencari ta’jil.
Kali ini macet seolah hal yang bisa aku tolelir hingga sampai di rumah nenek.
Riuhnya perbincangan menghiasi pendengaran, bisa kurasakan bahwa sudah ramai
sanak saudaraku di dalam sana. Ada satu menu spesial di sana, satu panci kolak
durian didampingi ketan yang tentunya siap diserbu setiap orang. Siapa lagi
yang menyiapkan kalau bukan nenek tercinta memenuhi permintaan kami
cucu-cucunya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan
sudah hampir di ujungnya. Syawal kian mendekat, pertanda hari raya akan segera tiba.
Persiapan dilakukan untuk menyambut Idul Fitri
juga mudik. Tradisi untuk kembali ke kampung halaman bersilaturahmi
dengan handai taulan. Kata mudik mungkin untuk disematkan pada mereka yang
sedang di rantau. Tidak bagi keluargaku. Kota ini adalah rumah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku
hanya bersiap untuk menyambut kedatangan hari raya dengan segala kemegahannya.
Kegiatan utama menjelang Idul Fitri adalah menemani mama berburu beragam
kue-kue untuk memenuhi toples kaca yang sudah dibersihkan hingga mengilap dan
tampak cantik. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ini
masih Ramadhan, namun sudah mencapai penghujung. Kehangatan masih terasa bahkan
semakin besar jika mengingat akan segera berpisah dengannya dan berganti raya.
Aktifitasnya masih sama, dimulai santap sahur sampai tarawih bersama. Hanya
saja kini sudah sampai di penghujung dan hendak berganti takbir. Kesibukan mama
masih sama, meracik hidangan buatku dan keluarga, hanya saja sudah berganti
jenis karena hendak raya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. .
.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhanku tak lagi
sama, menu-menu khas yang biasa
dihidangkan mama berganti dengan makanan seadanya cukup untuk mengganjal perut.
Ramadhanku tak lagi sama, celotehan riang diiringi canda tawa menanti imsak
berganti dengan tukar pesan dan kabar di ponsel untuk membunuh rindu ala
kadarnya. Ramadhanku tak lagi sama memang, tapi hangatnya masih bisa kurasakan.
Rindu Ramadhan di kampung halaman.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px;">#Tulisan kolaborasi dengan satu adekku <a href="http://paulusreiny.blogspot.com/">Reiny</a> yang muncul karena kerisauan dari kakaknya, <a href="http://littleintan93.blogspot.com/">Intan</a> karena sudah buka blog tapi tidak jadi terus untuk menulis. :)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px;">Teruntuk kalian yang sedang di perantauan, semangat ya!</span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-53814293226558192252013-07-06T14:48:00.000+07:002013-08-16T02:37:06.735+07:00KEPINGAN ROMAN : Pahlawan Kembali Ke Haluan<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kenapa
harus begitu?! Persetan dengan persyaratan!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku
tersentak dengan nada tinggi yang dikeluarkan lelaki kecil di sampingku, Roman
namanya. Baginya berbicara hal-hal penting via telepon merupakan sesuatu yang
tidak lumrah dan melanggar etika. Besar dari kesederhanaan serta keteladanan
sang ayah membuatnya menjadi pribadi yang santun juga dihormati. Jika sudah
keluar kata cacian, itu tidak lebih dari akibat ketidaksesuaian apa yang sedang
dia hadapi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
</div>
<a name='more'></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Baiklah,
maafkan saya. Kalau seperti itu mau bagaimana lagi? Iya, terima ka…sih”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Suaranya
kembali terdengar seperti biasanya, ada yang salah dengan percakapan tadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kenapa?”
tanyaku dengan melempar kaleng minuman ke arahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Biasa.
Lagi-lagi tak ada yang tembus. Rasanya, sudah ratusan aplikasi terkirim tanpa
kurang satu apa pun. Kamu pun tahu itu kan?” selorohnya diikuti letupan bunyi
kaleng minuman dengan soda membuncah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sudah
dua tahun aku temani Roman dalam menyelesaikan semua aplikasi yang hendak
dikirimkannya. Pria lulusan pasca sarjana salah satu universitas di Yogyakarta
ini memuaskan dari segala sisi kecuali fisik. Kecerdasan yang diganjar lulusan
terbaik semasa program sarjana tak cukup membuatnya puas hingga tak
tanggung-tanggung langsung menggondol gelar master dua tahun berikutnya.
Bagaikan sebuah mobil balap, tak ada tenaga yang dibuang percuma semasa usia
produktifnya. Itu dibuktikan dengan puluhan ekspedisi ke pelosok negeri beserta
empat orang kawannya. Ratusan foto dan catatan perjalanan atas namanya
menghiasi beberapa situs nasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Andaikata
orang-orang bertanya darimana energi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">unlimited</i>
itu berasal, ayahnyalah yang bertanggung jawab atas gen tak kenal lelah dalam
diri Roman. Aku selalu teringat kalimat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">buah
tak pernah jatuh jauh dari pohonnya, </i>jika ditanya seperti apa contohnya
maka karibku ini jawabannya. Sejak muda sang ayah juga seorang petualang dan
tak pandang bulu soal aktifitas. Jadi petani sampai berkelana menjelajahi tiga
perempat bagian bumi hanya bermodal kesederhanaan pun pernah. Roman mengaku tak
pernah mendapat kesan ayah yang memberikan pelajaran selayaknya guru di
sekolah, hanya dengan memandang punggung dan mendengarkan lantunan nada
percakapan sang ayah sudah cukup. Ayahnya memang sosok pahlawan melebihi kesan
Superman atau si Pitung bagi anak-anak sebayanya dahulu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Boy,
apa sebenarnya arti gelar di belakang namaku ini kalau ratusan lamaran tak ada
yang berbuah semanis durian?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pertanyaan
itu menarik pikiranku yang sedari tadi menonton rekaman masa kecil milik Roman.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kini dia membenamkan wajah ke dalam lipatan
kedua tangannya. Kakinya diangkat bergantian seperti irama sebuah
jungkat-jungkit di taman sebelah rumah. Senyumku terkembang seketika, ini
memang Roman yang kukenal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Buatku
sih tak ada hal percuma dari semua waktu yang sudah kau bunuh selama ini, Rom.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak
ada respon secepat kilat seperti biasanya. Hening, yang kudengar kini hanya
tarikan nafas Roman beradu dengan suara mesin pendingin makanan. Tubuh
mungilnya ditutupi selimut tipis peninggalan sang ibu. Aku hanya bisa
menatapnya tanpa henti sesekali memindahkan pandangan ke arah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">white board</i> di sebelah pintu. Coretan
tak tentu letak itu ditimpali beberapa lembar <i style="mso-bidi-font-style: normal;">post-it</i> ragam warna dengan konten yang nyaris sama persis, daftar
alamat tujuan lamaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Aku
rasanya ingin berhenti, Boy. Dua tahun cukup buatku menerima kalimat penolakan
dengan balutan bahasa puitis nan manis dari setiap tempat tujuan lamaran,”
kalimat itu meluncur perlahan diikuti isak tangis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku
sontak mengguncang tubuhnya hingga bisa kurasakan wajahku mendidih dengan
kalimatnya tadi, “Rom! <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Lo</i> sangat
boleh berhenti dari usaha ngelamar ini! Tapi gak sekarang!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dadaku
sesak seketika saat Roman yang kukenal tiba-tiba menjadi selembek cokelat yang
meleleh kepanasan. Aku masih tidak yakin kalau lelaki yang telungkup di
sebelahku itu dia, Roman. Pasalnya, selama aku mengenalnya sejak masuk SMA tak
ada pertanda kalau dia seorang lelaki biasa bahkan lemah. Semasa orientasi
peserta didik sebelas tahun lalu dia pernah terang-terangan menyatakan
perlawanan berarti pada senior karena dihukum tanpa alasan bahkan harus
melibatkan teman sekelompoknya. Pun dengan ospek kampus, fakultas dan himpunan,
Roman selalu menjadi tameng bagi ketidakajelasan status benar atau salahnya
mahasiswa baru. Tak ayal lusinan tanda tangan senior selama orientasi ketika
sekolah juga kuliah terpampang jelas di samping poster Oasis lengkap dengan
figura layaknya foto presiden dan wakil presiden.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Apa
yang ayah kasih tau dulu sebelum berangkat ke Ujung Pandang untuk berlayar
ternyata cuma omong kosong,” ucapnya lirih masih dengan iringan isak tangis. “Bahkan
sekarang ayah ada di belahan bumi mana atau dengan siapa pun aku tak tahu
menahu,” lanjutnya dengan menghentikan gerakan mengayun kedua kaki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku
beranjak dari lantai dengan tarikan nafas yang panjang. Baru kali ini aku
berbincang dengannya tanpa ada letupan semangat berapi-api seperti biasa. Kulempar
gantungan kunci maskot Piala Dunia 2010 kiriman dari kawanku semasa kuliah ke bahunya.
Langkah kaki mengarahkanku pada dispenser dengan dua gelas di tangan. Tekanan
ibu jari meluapkan air panas dari dispenser mengguyur kantung teh yang perlahan
mengubah warna air dalam gelas menjadi kecokelatan. Seketika aroma bunga melati
menyeruak dari gelas memenuhi indera penciuman dengan instan. Dua <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sachet </i>gula putih kutuang ke dalam gelas
hingga bisa kubayangkan kehangatannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku
ingat dulu Roman pernah bercerita kalau saat dia tidak enak hati dan pikiran, teh
aroma melati bagai obat penenang baginya. “Ini, coba minum tehnya. Siapa tau
bakal bikin hati dan pikiran lebih tenang,” sodoran gelasku disambut anggukan
kecil tanpa ada suara. Aku tak bisa memaksakan apa-apa sekarang selain menemani
kegundahan yang menderanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Ayahmu
itu hebat,” ucapku tenang sambil memainkan bibir gelas dengan telunjuk. “Bayangkan
saja, tanpa menjelaskan dengan banyak kata anaknya bisa tumbuh dewasa dan jadi
panutan banyak orang. Aku merasa terhormat bisa berkawan lama denganmu,”
pandanganku kini menerawang jauh menembus langit-langit kamar menuju kenangan
masa lalu kami berdua. “Apa yang sudah aku terima sampai sekarang bukan cuma karena
perjuanganku atau kedua orang tuaku saja. Ada banyak hal yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sudah aku jadikan perbendaharaan ilmu dari
semua cerita serta sikapmu selama ini. Kamu, layaknya ayahmu, mengajari tanpa
menggurui.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Roman
menggeliat, kepalanya sedikit terangkat dari lipatan tangannya. Lengannya
perlahan meraih gelas teh beraroma melati dan menyeretnya dengan paksa hingga
menimbulkan decit di telingaku hanya untuk mendekati hidung. Dagu lancipnya yang ditopang lengan, basah dengan sisa air mata. Baru kali ini aku melihat
wajah kerasnya tampak lemah bagai diterjang badai derita. Aku memang tidak
merasakan pahitnya penolakan aplikasi apalagi sampai durasi dua tahun lamanya.
Itulah adilnya Tuhan, aku yang sulit untuk menabung dan biasa saja secara
mental diberikan kemudahan mendapat pekerjaan dikala Roman menghabiskan waktu
dengan kuliah atau proyek dari dosennya. Aku tau sekarang betapa beratnya ujian
ini bagi Roman yang terbiasa dimudahkan selama perkuliahan baik dalam akademik
maupun keuangan hasil proyeknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Makasih,
Boy,” ujarnya seraya mengubah posisi badan terlentang menantang langit-langit. “Aku
sering ragu kalau mengingat ratusan penolakan dari ratusan lamaran selama ini.
Tapi melihatmu tak pernah melunturkan keyakinan atas usaha kecilku selalu
membuatku ingin bangkit, sampai kali ini aku merasa tak sanggup berdiri di
kedua kakiku. Lagi untuk kesekian kalinya, ketenanganmu dalam menyikapi masalah
membuatku rasanya selalu ada jalan keluar.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada
senyum getir dari wajah yang ditutupi otot lengan itu. Isak tangisnya kini
bukan tentang bagaimana harus mengakhiri usaha, tetapi itu tentang bagaimana
mengembalikan mental yang sempat roboh untuk dibangun kembali menantang esok
hari. Aku menenggak teh dari gelas dengan satu tarikan nafas panjang diliputi
bahagia. Tak ada perasaan kuatir kali ini, malam panjang nan berat sudah kami
lalui untuk kesekian kalinya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5 jam kemudian<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Assalamu’alaikum!
Rom! Ada titipan pempek dari temenku di kantor nih. Dia bilang spesial pake
telur bebek buat bang Omi!” ucapku sambil melepas kedua sepatu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aneh.
Hening sekali rasanya kontrakan kami kali ini, padahal biasanya karibku itu
selalu memutar lagu favoritnya atau sekedar menonton film dengan volume yang
lumayan keras. Aku langsung menuju kamar dengan pintu dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">cutting sticker </i>besar bertuliskan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bahagia itu sederhana</i>. Pintunya tidak
tertutup rapat, ada celah kecil yang bisa kulihat dinding kamar berwarna biru
langit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Rom!
Lagi ngapain?” kulemparkan pertanyaan diiringi derit engsel pintu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tampak
wajah milik kawan karibku begitu antusias dengan satu amplop di tangan meski
masih terlihat seperti orang bangun tidur. Sesaat tadi aku memang berpapasan
dengan orang berkostum oranye yang biasa disebut tukang pos. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rupanya ada kiriman buat Roman. Ya sudah,
sebaiknya aku tinggal sendiri dulu,</i> ucapku dalam batin. Hendak berbalik menuju
ruang tengah dan menarik pintu Roman menyuruhku untuk tetap tinggal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“’Alaikumsalam!
Sini, boy!” suaranya kembali seperti biasanya dan penuh semangat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku
mengangguk dan membawa satu plastik pempek titipan teman buatnya. Suara robekan
kertas begitu renyah diperdengarkan oleh Roman. Senyumnya tak henti merekah
tapi bisa kurasakan deru nafasnya memburu yang aku yakini ada perasaan was-was
meliputi. Aku duduk di samping Roman memperhatikan sekeliling yang tampak sudah
berubah. Kamar ini menjadi lebih rapi dan lebih luas dari sebelumnya. Mungkin
setelah aku tinggalkan meeting dengan rekanku pagi tadi dia mengubah tata
letaknya hingga tidur pulas karena lelah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bukk…!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kepalan
tangannya mendarat di dadaku dengan keras. Kertas dari dalam amplop tersebut
tidak rapi lagi karena diremas paksa oleh jemari penuh tenaga. Telapak tangan
menutup hidung mancung sampai kedua alisnya. Jantungku mulai berdegup lebih
kencang sekarang, ada rasa takut yang menjalar dalam setiap aliran darah. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ujian seperti apa lagi yang Engkau berikan
sampai-sampai kawanku ini meluapkan emosi sebesar ini?</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Isak
tangis kembali menghiasi pendengaranku. Aku memberanikan diri membaca isi surat
yang dia berikan karena kepalannya sudah mengetuk dadaku empat kali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yth. Sdr Rommy Pandu Santosa<br />
di<br />
Tempat<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengan hormat,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menindaklanjuti beberapa lamaran yang
sudah saya terima dalam satu tahun terakhir, saya selaku direksi yang berwenang
dengan senang hati menerima aplikasi Anda. Saya berharap Anda bisa segera
bergabung dengan perusahaan mulai Senin depan.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selamat atas keberhasilan Anda
selama ini. Saya sangat menantikan perbincangan tentang kontrak kerja dan
pengalaman Anda hari Senin nanti.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hormat saya,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ahmad Pandu Santosa<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mataku
terbelalak tak pecaya, jantungku kini memompa semakin kencang. Bukan isi surat yang membuatku terhenyak kaget, tapi nama di ujung surat. Aku sangat mengenal
nama itu. Nama yang selalu tertera dalam setiap dokumen milik Roman. Sang
pahlawan yang pernah menghilang, kini kembali ke haluan tanpa sedikit pun
kehilangan peran. Sang ayah yang sering aku inginkan keberadaannya kini akan
bertemu dengan si pengagum. Tangisannya semakin menjadi ada haru di sana, tapi
itu adalah tangis bahagia.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ayah yang dia
selalu banggakan ternyata selalu memantau bagaimana kesatrianya tumbuh dan
berkembang. Kini, semua hal menjadi masuk akal.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><o:p></o:p></span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-58204671453685890042013-06-29T20:24:00.000+07:002013-06-30T11:47:21.307+07:00dialog malam hari #1Tak ada yang berubah dari ibukota. Setiap waktunya
udara selalu tak bersahabat. Gerah yang teramat sangat sehingga membuat baju
dilumuri keringat. Nikmatilah, tak usah repot-repot menggerutu dengan
situasinya. Terkadang aku memaki efek udara ibukota. Tapi apa daya? Sudah
settingannya seperti ini. Tuhan Maha Kuasa, ditekan dengan temperatur sekian
derajat tubuhku beradaptasi dengan sempurna.<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Aku tak pernah membayangkan jika tak memiliki
pori-pori di permukaan kulit. Mungkin saja badanku memuai seperti ribuan kabel
yang menjuntai menghiasi langit kota Jakarta. Bersyukur memang sudah sepatutnya
dilakukan, hanya saja aku ingin sekali menikmati malam di ibukota tanpa ada
kata gerah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Kamu mikirin apa?” tanya Dya padaku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Tak ada satu pun penjelasan keluar. Bibirku terkunci
rapat-rapat. Otakku berhenti memilah kosakata yang beterbangan di
langit-langitnya. Pandanganku berlarian tak tentu arah, sesekali horizontal tak
jarang pula vertikal. Jemari memainkan gantungan dengan gelisah. Aku tak
berpikir untuk menjawab pertanyaan Dya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Kamu masih belum punya keputusan soal pembahasan
tadi?” Dya bertanya dengan nada sedikit cemas karena belum ada keputusan
dariku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Aku… Em… Aku gak bisa, Dya. Apa yang tadi kita
bicarakan tadi gak akan pernah bisa aku lakukan. Maaf…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Tak ada respon dari kalimatku tadi. Tidak Dya, tidak
juga aku. Kami mematung untuk sepersekian menit. Udara tiba-tiba terasa
menyesakkan. Rasanya aku mulai sulit bernafas. Mataku memejam kesal karena mulutku
melontarkan jawaban yang bukan milikku, milik hatiku tepatnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Baiklah, kalau begitu aku pulang saja. Pembicaraan
kita sudah selesai kan? Kamu udah punya keputusan, pun denganku.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Aku terhenyak. Pikiranku dibangunkan oleh kalimat
Dya sesaat tadi. Tanganku meraih jemarinya, kupegang erat seolah aku tak mau
kehilangan. Aku mulai mendengar ramainya stasiun Jatinegara yang penuh sesak.
Pandanganku melesat cepat mencari jam besar untuk memastikan kalau aku masih
bisa berbicara dengan Dya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Tunggu! Masih ada setengah jam lagi. Sebelah sana
kosong,” aku menunjuk satu area dekat dengan besi pembatas antara peron dan
tempat membeli karcis. “Aku masih ingin berbicara denganmu sebentar lagi.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
Dya hanya tersenyum diikuti anggukan pelan dihiasi
senyum kecil pertanda setuju. Kami berjalan menembus keramaian peron yang
dijejali perantau ke Timur. Ada bermacam-macam orang di sini. Calon penumpang berpenampilan
kelas ekonomi tampak kontras dengan mereka yang parlente seolah telah
digariskan di kelas eksekutif. Barang bawaan yang sangat banyak dengan kemasan
seadanya kontras jika melihat sebelahnya koper mengkilat nan elegan. Ibukota, engkau
menyajikan pemandangan beragam.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Jadi? Apa topik kita?” Dya bertanya sambil merapikan
posisi duduknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Sorry kalau ucapanku tadi buat kamu kecewa.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Dya melipat wajahnya. Ekspresinya berkata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">aku malas ngelanjutin omongan tadi.<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Gini lho, Rai. Kalau aku mesti bilang, memang kecewa.
Tapi sebaiknya kamu punya topik menarik deh sekarang.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Tak ada jalan lain, sekarang atau tidak sama sekali.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Dya, kamu tau karya-karya milik Kahlil Gibran?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“A bit. Kenapa sama puisinya Kahlil Gibran?” Dya
tampak serius dan tertarik dengan pertanyaanku. Wajahnya berkata, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ada puisi romantic buatku?<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Sejak dua minggu lalu, karyanya yang berjudul Anakmu
Bukanlah Anakmu beterbangan di kepalaku. Setiap kalimatnya membuatku bingung
untuk memutuskan.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Dya tau kemana arah obrolan kami. “Oke. Aku tau ini
masih topik yang tadi. Lalu? Apa hubungannya dengan puisi itu?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Apa yang ada dalam benakku saat ini adalah keputusan
tentang pilihanku ke depan. Kedua orang tuaku tak pernah memiliki persetujuan
dengan semua yang sedang aku sukai. Aku tau kalau mereka pada dasarnya khawatir
jika anaknya malah merepotkan dunia.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Dya hanya terdiam. Tak ada reaksi apa pun darinya.
Jemarinya asik memainkan botol minuman yang dibelinya sebelum masuk stasiun.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Ketika aku kebingungan, aku teringat pada Talan yang
pernah kamu pinjamkan dan sering kamu banggakan padaku,” lanjutku dengan
apresiasi atas buku yang sudah Dya pinjam.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Aku ingat bagaimana pertama kali membaca buku ukuran
kecil dua sisi dengan sampul kanguru dan burung hingga tuntas. Talan tak
bergeming dengan apa yang dikhawatirkan sang tetua. Dia terus melanjutkan mimpi
dan keyakinannya, membuang rasa takut serta ragu yang menghantuinya demi ufuk
barat. Eksplorasi berbekal mimpi dan semangat itu pada akhirnya berbuah manis.
Talan mengetahui fakta bahwa sang tetua pernah mencapai ujung balahan bumi
lainnya. Tapi, bukan Talan yang aku kagumi saat itu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Adalah Sarah yang membuatku membuka mata pada saat itu
juga. Bagaimana Sarah mencoba untuk kembali pada mimpi lamanya hanya karena
rengekan sang kakek untuk terakhir kalinya. Namun, keraguan kembali bergelayut.
Sarah harus membuang mimpinya kembali pada realitanya sebagai seorang wanita
karir ketika sang kakek kritis dalam perjalanan. Tapi tidak dengan kakeknya,
dia masih tetap menginginkan Sarah pergi untuk melanjutkan petualangan yang
juga miliknya. Pikiran Sarah berkata kalau itu hanya akan menjauhkannya dari
sang ayah yang sudah susah payah memberikan kemapanan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Sarah memang hanya sebuah potret imajinasi dalam satu
buku yang bisa sekali baca. Namun, alur cerita perjalanan Sarah yang berliku
untuk mendapatkan kembali impiannya meyakinkanku. Buku kecil itu mengingatkanku
kembali pada apa yang kini menggelayuti pikiranku. Ada jalan keluar dalam setiap
masalah. Ada resiko dalam setiap keputusan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Dya, Kahlil Gibran memang bukan gayaku. Tapi seorang
paman yang sangat aku hormati menulisnya hingga mudah kubaca dan aku mengerti.
Aku memang buah dari pohon bernama orang tua. Tapi bagaimana nasibku nanti
bukan kehendak sang pohon. Tuhan sudah mengaturnya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Dya hanya tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Aku tau
sudah kelewatan menyeretnya pada dunia yang belum dia kenal sepenuhnya.
Dukungan Dya selama ini memang tak pernah redup.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
“Jangan pernah takut atau ragu untuk melangkah dan
menjadi apa nantinya. Karena akan selalu ada do’a terbaik dan tak pernah putus
dari orang-orang yang menyayangimu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Untaian kata yang diucapkannya membuatku tersentak.
Kalimat yang dulu pernah kuucapkan kini menghujam perasaanku lebih dari
sebelumnya. Pandanganku mulai kabur. Ada segumpal air di kantung mata yang
ingin keluar. Kami berdiri bersamaan dibangunkan pengumuman. Keretaku kian
mendekat, hendak membawaku pergi dari ibukota. Lidahku kelu, tak ada yang bisa
kuungkapkan lagi. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Keputusan kian bulat, layar sudah terkembang pantang
kembali ke daratan. Aku dan kapal mimpiku akan mengarungi lautan takdir tak
bertepi. Malam ini jadi saksi, seorang pelaut ulung kehidupan hendak menjemput
mimpi menggali makna seiring kereta membawaku pergi dari ibukota.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br />
Dya melambaikan tangan mungilnya ke arahku. Kakinya
bergerak maju mengikuti arah keretaku. Aku hanya menatapnya lekat dibatasi kaca
jendela. Tanganku hampa tak rasa tidak juga kurasakan nyawa. Rasanya sudah
kutumpahkan semua emosi yang ada. Kekalutanku dengan keputusan seperti apa yang
harus dibuat kini hilang seketika tertinggal di langit ibukota.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>.<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;">
<span class="apple-style-span"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #474534; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></i></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;">
<span class="apple-style-span"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #474534; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Kau boleh memberi mereka cintamu tetapi bukan pikiranmu</span></i></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #474534; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br />
<span class="apple-style-span">Sebab mereka memiliki pikiran sendiri</span><br />
<span class="apple-style-span">Kau bisa memelihara tubuh mereka namun bukan jiwa
mereka</span><br />
<span class="apple-style-span">Sebab jiwa mereka tinggal di rumah masa depan,
yang tak ‘kan bisa kau datang, bahkan dalam mimpimu</span><br />
<span class="apple-style-span">Kau boleh berusaha menjadi seperti mereka, namun
jangan menjadikan mereka seperti kamu</span><br />
<span class="apple-style-span">Sebab kehidupan tidak bergerak mundur dan tidak
tinggal bersama hari kemarin</span><o:p></o:p></span></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;">
<span class="apple-style-span"><span style="color: #474534; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">[Kahlil Gibran]</span></span><span style="color: #474534; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><o:p></o:p></span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-40608253364160941832013-06-18T04:12:00.000+07:002013-06-21T10:23:20.722+07:00dialog sore hari #1<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Langit
hari ini cerah. Sesekali biru, tak jarang pula terlihat pucat seolah tiada
gairah. Cuaca yang hadir juga tak mau kalah. Sesekali sejuk, tak ketinggalan
pula panas terik mendera. Tiga tegukan air mineral dari tumblerku ini meluncur
deras seperti seorang anak main perosotan di Atlantis. Segar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Jalanan
terkadang lengang tanpa kendaraan. Nikmatnya pandangan seperti ini. Suasana
teduh nan lengang memang sudah mulai jarang di kota ini. Kendaraan bermotor
beserta embel-embelnya lebih sering nampak. Ragam polusi kini jadi hal lumrah.
Teduh sudah jadi barang langka yang dicari tiap orang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Bruuuuuuuum…<br />
<a name='more'></a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Angkutan
yang kutumpangi melaju cepat membawaku meninggalkan bayangan di belakang. Hari
ini memang aku sengaja tidak membawa serta Fida jalan-jalan. Bukan tanpa alasan,
beberapa adikku nun jauh di sana sesekali menyerangku dengan kalimat bernada
cemburu. Aku hanya tertawa renyah ketika kalimat-kalimat itu terlontar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Uhuk…
Uhuk…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Pria
paruh baya di depanku mulai terbatuk-batuk. Kepulan asap dari rokok milik
remaja tanggung di sebelah kiriku mulai agresif. Kubuka jendela di belakangku
lebar-lebar berharap angin segar bisa membawa pergi asap penuh racun. Untung
tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak. Alih-alih mendapat udara segar,
beberapa motor melaju cepat dengan knalpot melambaikan asap tanpa komando.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Dek,
bisa matikan rokoknya tidak?” seru seorang ibu dengan membekap mulut dan hidung
anaknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Tak
ada respon dari remaja sebelahku. Aku sendiri hanya memicingkan mata member pandangan
sinis padanya. Malas rasanya jika harus berujung adu mulut. Pria paruh baya
tadi masih terbatuk hingga semua penumpang melempar pandangan kesal ke
sebelahku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Ma…
Bauuuuu…” adik kecil ujung kanan merengek sambil berusaha menghirup nafas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Kubuka
ritsleting tas kumal yang sedari tadi didekap. Tanganku masuk sedalam mungkin
mencari-cari sesuatu. <i>“Duh, dimana tadi
aku taruh barang itu?” </i>gumamku kesal dalam hati. Susah payah tanganku
mengaduk isi tas. Setelah perjuangan lumayan akhirnya kuangkat tanganku beserta
dua masker.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Dianggo,
Pak. Ayeuna mah polusi dimana-mana,” kusodorkan masker di tangan pada pria di
depanku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Nuhun,
Cep.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Satu
senyuman tersungging manis di wajahnya diikuti rapalan do’a dengan bahasa Sunda.
Sosoknya yang cukup parlente dengan batik mega mendung berwarna cokelat
mengingatkanku pada almarhum kakek. Lengannya terbungkus rapi dengan hiasan jam
tangan kuning keemasan. Peci hitam yang masih mengkilat menambah kesan wibawa
padanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Kucondongkan
badan ke kanan dengan masker di ujung jemari pada adik kecil yang sempat
kesusahan bernafas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Ini
dipake maskernya. Biar adeknya bisa bernafas lebih enak.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Sang
ibu menerima dan tanpa pikir panjang langsung memakaikannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Bilang
makasih sama kakaknya ayo.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Makasih,
Kak.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Wajahnya
memerah seketika. Rasanya memang lucu melihat anak kecil malu-malu untuk
berbicara dengan orang tak dikenalnya. Sang ibu masih agak kesal dengan sikap
remaja sebelahku yang masih saja
melemparkan asap rokok bahkan sampai iseng membentuk lingkaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Merokok
emang hak kalian yang doyan. Tapi asapnya jangan kasih ke kita, telen aja
sendiri!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Aku
tersentak karena ibu tersebut berbicara dengan lantang dan nada tinggi. Tapi
itulah insting seorang ibu. Tak lama berselang, remaja sebelahku turun dari
angkutan sambil menatap kesal pada si ibu. Kami semua bernafas lega seolah
selesai menonton film dengan adegan menegangkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Sepuluh
menit berlalu sejak si perokok turun. Ibu dan adik kecil tadi pun turun di
gerbang komplek yang lumayan megah. Kuperhatikan sekeliling hingga tak sadar
kalo ternyata adik kecil tadi melambai tangan berkali-kali seolah kami sudah
saling kenal. Kulempar senyum padanya seraya bergumam pelan, “<i>da dah”.<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Tahan!
Tahan!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Suara
dari luar mobil lumayan kencang diikuti derapan langkah kaki berlari. Pak supir
pun reflex menginjak pedal membuat si mobil tunduk untuk berhenti pada suara
tadi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Drap…
Drap… Drap…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Langkah
kaki itu mendekat dan tergesa-gesa seolah hendak mengejar sesuatu. Si penumpang
naik dan sambil malu-malu menganggukkan kepala sambil meminta maaf pada
penumpang lain karena membuat tak nyaman.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Punten,
punten.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Aku
masih melongok keluar jendela. Ada sesuatu yang sedang kucari. Warna kuning
kemasan layaknya jam pria di depanku mulai merambat turun. Perlahan tapi pasti,
tiap benda yang dikenai mulai tampil berbeda. Dinding-dinding rumah mulai
terlihat elegan. Ini senja!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Senyumku
berkembang, langit terang dan cerah daritadi siang memang menandakan kalau hari
ini bakal dihiasi senja di penghujung hari. Pandanganku tak henti mencari-cari.
Sesekali kukeluarkan wajah dari jendela sekedar melihat langit apakah ada
gugusan awan indah berwarna oranye menghiasi langit. Kuputar persendian leher
dari kiri ke kanan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Husen
aya? Husen?” Tanya pak supir yang kebetulan sedang berhenti di lampu merah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Beberapa
penumpang turun seketika termasuk pria paruh baya di depanku. Lokasi ini memang
seringkali jadi tempat orang berganti angkutan karena mulai mengerucut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Sejenak
menuju penghujung hari. Perempuan di sebelahku yang baru saja naik dari
komplek tadi sedang asyik memainkan kabel yang menjuntai di depan wajahnya.
Sesekali kucuri pandang wajah yang lembut diterpa warna matahari sore. Hangat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Kendaraan
mulai berkurang. Jalanan kembali lengang. Sayup-sayup suara dari kejauhan hanya
lantunan tilawah ataupun pepujian menjelang maghrib. Jane Doe ini sedang
menikmati alunan nada yang mengalun di kedua telinganya. Kali ini tangan kanan
menopang dagu lancipnya, sedangkan tangan kiri memegang erat ponsel.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Ujung
sepatunya menghentak sesekali membuat irama yang rasanya aku kenal. Tersungging
sebuah senyum di wajahnya kali ini. Senyuman yang mewakili suasana hati serta
alunan indah di dunianya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Em…
Anu, Father & Mother juga ya mbaknya?” tanyaku yang tanpa pikir panjang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Lho?!
Tau Misuchiru juga?!” jawabnya dengan wajah kaget mendengar pertanyaanku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Hehe.
Itu aku lihat layar ponsel mbak.”<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b>Mr. Children – 365 Nichi<o:p></o:p></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b>Sense</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Tulisan
itu tertera di layar ponselnya dengan gambar ekor paus dan semburan air. Aku
tahu betul album itu milik siapa. Pantas hentakan itu aku kenal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Aku
pikir ga bakal nemu Father & Mother di kota kayak gini,” ada gelak tawa di
ujung kalimatnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Mungkin
yang saat ini ketemu cuma aku aja, Mbak. Sebenernya banyak juga yang suka sama
Misuchiru. Sayangnya belum pernah ada kopdar kayak Cielers.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Hemh.
Iya sih. Misuchiru emang minor kalo di Indonesia. Soalnya pas doi debut album,
itu lagu-lagu Jepang belum nyampe sini.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Kami
berdua tertawa mengingat fakta bahwa Misuchiru itu udah pada sepuh dan belum
kejamanan buat bisa sampai Indonesia. Alhasil mereka disalip beken sama Laruku
atau Gackt. Tapi bagi kami yang pernah mendengar satu single Misuchiru dan
mengikuti perkembangannya sampai sekarang, menganggap bahwa mereka
sebenar-benarnya J-Pop.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Oh
iya! Panggil aja Hana.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Kusambut
tangannya sambil memperkenalkan diri, “Arai.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Wajahnya
heran dengan nama yang kuberikan. Aku memakluminya karena reaksi setiap orang
sama dengannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Jadi?
Kenapa bisa sampai suka banget sama Misuchiru? Terus dari kapan?” pertanyaannya
serasa senapan mesin menghujam badanku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Gara-gara
Tomorrow Never Knows!” jawabku cepat .<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Wah
berarti udah lama banget dong kenal sama Misuchiru? Aku sih gak selama itu
taunya. Hanabi yang bikin aku nyari tau soal Misuchiru. Hasilnya ya ini,”
pandangannya mengarah ke ponsel yang playlistnya dipenuhi Misuchiru.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Keren!
Aku aja ga semuanya punya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Hehehe.
Aku lagi beruntung aja. So? Apa yang bikin Tomorrow Never Knows berkesan?”
tanyanya hati-hati.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Berpikir
sejenak mengumpulkan kata-kata menjadi alasan sambil kulipat tangan di dada.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Serius
amat, Rai?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Hemh.
Lagu itu aku denger gak sengaja pas mau masuk kelas 3 SMA. Kan bingung tuh!
Udah mesti punya cita-cita yang beneran bisa bikin kita jadi apa nantinya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Wajahnya
berubah serius ketika mendengar penjelasanku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Lalu?
Lalu? Liriknya kan bukan itu sebenernya?” dia mulai meragukan kapasitasku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Iya.
Bagian soal cita-cita emang dikit. Tapi, kamu tau ga sih kalo Misuchiru itu
pinter banget buat bikin komposisi dan mainin tone sampe emosinya kerasa banget
kalo lagu itu bener-bener haru? Bahkan kita yang tau Misuchiru bakal tau lagu
itu sedih, seneng, marah atau kecewa cuma karena aransemennya. Yak an?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Hana
cuma mengangguk pelan pertanda setuju. Wajahnya mulai menganalisa dan bertanya
ada apa dengan kelas 3 SMA milikku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Lagu
itu aku denger gak sengaja pas pindahin stasiun radio. Berharap Laruku, aku
malah dapet lagu yang aku buta sama sekali. Karena enak, akhirnya aku dengerin
sampe tuntas dan dengerin reviewnya dari si penyiar. Begitu tau judulnya
Tomorrow Never Knows, aku langsung telpon kakak kelasku yang freak abis sama
Jepang buat kirimin mp3nya via e-mail. Pas dapet konfirmasi kalo lagunya udah
dikirim, aku puter semalam suntuk sampai aku bener-bener tidur karena lagu itu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Kulihat
perhentianku kian dekat. Aku sedikit bergegas untuk siap turun. Hana nampaknya
tahu kalau aku harus turun. Aku kaget. Dia pun bergegas merapikan tas dan jaket
denimnya. Gerak-geriknya meyakinkanku kalau dia masih ingin mengetahui apa yang
ada dalam pikiranku soal Misuchiru. Maka aku putuskan untuk berhenti di Pura,
lokasi paling ujung untuk berhenti dan melanjutkan ceritaku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Penasaran
ya? Intinya gini. Tomorrow Never Knows yang aku dengerin sepanjang malam sampai
aku pindahkan ke Motorola ROKR E1 itu bikin aku mikir berat dan serius. Hari
ini aku kelas 3 SMA, IPA. Lalu apa yang bakal aku perjuangkan buat selulus SMA?
Apa sebenernya cita-citaku? Aku cuma bisa bilang
dalam hati kalo Allah sudah persiapkan rencana yang teramat sangat matang dan
pas buatku. Sesempurna apa pun rencana milikku. I’m a part of God’s plan. Aku
takkan pernah tau esok bakal seperti apa. Apakah itu sesuai atau tidak. Tapi
aku memilih untuk let it flow dengan rencana-Nya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Kuteguk
sisa air di tumblerku. Capek rasanya mesti bercerita panjang di angkutan umum.
Tapi perempuanku di sebelahku ini semakin berbinar-binar. Dia seperti menemukan
sebuah mutiara paling indah di dasar lautan. Bibirnya merekah mengukir senyum
memoles wajah yang dijatuhi remang-remang lampu jalanan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Obrolan
kami berlanjut sampai dia bercerita tentang kenapa akhirnya sampai jatuh hati
pada Sakurai dkk. Hanabi yang dia dengarkan pertama kali memang diikuti dengan
menonton Code Blue. Bagaimana dia begitu menghargai orang lain setelah menonton
dorama tersebut. Baginya, kutipan Aizawa yang mengatakan kalau dalam dunia
kedokteran tidak ada keajaiban adalah paling berkesan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Ibunya
yang direnggut kanker membuatnya sempat membenci mereka yang berprofesi dokter.
Kekeraskepalaannya itu pernah berujung opname karena tifus. Setelah sembuh pun
dia tak pernah mau mengakui betapa dokter berusaha sekuat tenaga untuk bisa
mengembalikannya ke kondisi semula.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Code
Blue juga Misuchiru kini telah mengubah pribadinya yang keras menjadi lebih
terbuka. Alunan lagu 365 nichi, Hanabi serta Kimi ga Ita Natsu adalah favorit
dalam playlistnya. Hana, perempuan yang baru aku kenal dua puluh menit lalu ini
ternyata punya ikatan kuat tentang Misuchiru. Usianya yang lebih muda dariku
membuatnya memanggil akang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
“Kakang,
Hana duluan ya! Nanti Hana kontak via email. Seneng deh punya temen ngobrolin
Misuchiru juga dorama. Salamu’alaikum”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Kalimat
itu mengakhiri perjumpaan dan dialog kami sore tadi. Hanya dua puluh menit tapi
sangat berarti. Perjalananku yang tanpa arah tadi ternyata mengarah pada hal
yang indah. Baagaimana dunia dan seisinya berputar. Bagaimana Tuhan Maha Kuasa
atas bumi dan seisinya. Betapa indahnya rencana Tuhan mempertemukan dua orang
asing karena lagu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Ah
tak ada yang lebih berharga sebuah obrolan penuh makna. Ponsel kunyalakan,
kubuka aplikasi whatsapp. Kujelajahi daftar nama hingga berhenti.<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;">
<i><br /></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;">
<i>sehat kan?
20:29<o:p></o:p></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;">
<i>tibatiba
inget uwin 20:29<o:p></o:p></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;">
<i><span style="font-family: Wingdings;">J</span></i><i> 20:29<o:p></o:p></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;">
<i>gara2nya gak
sengaja lihat orang di angkot pake headphone, pas lihat playlistnya Mr.
Children 20:30<o:p></o:p></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;">
<i>inget setaun
lalu uwinnya diracunin Mr Children 20:30<o:p></o:p></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;">
[SENT]<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
Hari
ini aku bahagia, rinduku pada beberapa orang membuncah seketika setelah
pertemuanku dengan Hana. Tuhan, terima kasih atas rindu yang kau berikan
untukku pada tiap orang. <span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><o:p></o:p></span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-18953480899800743932013-02-08T14:59:00.000+07:002013-05-29T15:01:37.683+07:00dialog pagi hari #1<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Iseng-iseng nengok ibu yang lagi nengok enin. Sepagi mungkin berangkat ke toko biar ketemu si pahlawan janin. Ada hal yang menggelitik pagi itu. Jarang sekali aku merasakan rona bahagia di wajahku sendiri ketika ibu datang berkunjung. Maklum, perang dingin berlangsung sejak beberapa tahun silam baru leleh di tahun ini. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Kusambut hangat mentari menyeka wajah penuh senyum hendak bertemu ibu dan enin. Tak ada lelah setelah kayuh sepeda keliling komplek. Semakin cepat kukayuh pedal sepeda jauhkan diri dari rumah. Butuh 20 menit lagi untuk bisa segera sampai, namun butuh keberanian lebih untuk bisa bertatap muka penuh tawa seperti ini. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Tujuanku mulai terlihat, rumah dengan pagar besi setinggi dada orang dewasa berwarna hijau daun kini di depan mata. Pohon cengkih tua yang menemani cerita keluarga besarku terlihat semakin renta. "Ah, rumah ini. Rasanya sudah kulewati 2 dasawarsa penuh cerita" pikirku. Rolling door keemasan itu mengingatkanku pada peluh almarhum kakek dalam membangun usaha keluarga. </span><br />
<a name='more'></a><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Sepedaku mulai masuk ke halaman depan. Kulihat susunan batu kali membentuk satu jalan kecil mengarah ke pintu utama. Kudiamkan sepeda berdiri tegak menjadi saksi aku bertemu kedua orang itu dengan senyum merona. Keringat masih bercucuran, pun dengan panas dari tubuh. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Ibu dan enin sedang asyik berbincang sambil menikmati hangat mentari dengan secangkir minuman di depannya. Tampak dari tempatku berdiri, tawa keduanya membuncah menikmati obrolan pagi. Sadar dengan kehadiranku, enin mulai melempar pandangan dan sebuah gerakan tangan yang memanggil. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Mulutku bergumam pelan, "i ya . ben tar ma sih ke ri nge tan . ta kut pa da ba u nan ti ." Tak pelak tawa keluar dari ibu, lalu diikuti tawa enin yang khas. "Ah. Indahnya pagi ini ya Rabb," seruku dalam hati. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Kuseka keringat terakhir dari kening dan leherku, rasanya sudah tak ada lagi sisa. Aku sudah siap bergabung dengan mereka. Kubawakan ulen serta bandros panas dari penjual yang berpapasan saat ku bersepeda. Berjalan pelan menuju arah mereka hingga duduk di lantai sambil buka sepatu. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Bawain apa ini? Nasi kuning? Nasi uduk?" sebuah pertanyaan terlontar dari mulut enin yang diikuti rasa penasaran sambil membuka goodie bag yang kubawa. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Apa hayooo? Penasaran kaaaan?" kutimpali sambil bercanda dengan seruputan teh hangat dari cangkir ibu </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Ih. Ini mah kalakah ngaheureuyan enin!" sergah ibu sambil cubit lenganku yang main seruput teh miliknya dibarengi tawa. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Tampak wajah enin mulai senyum lepas dan lega karena rasa penasarannya hilang. "Ini ulen sama bandros darimana? Masih anget gini." </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Kukeluarkan makanan dari tasku ke atas piring yang dibawa ibu. Ulen dan bandros panas ini merayu kami untuk segera memakan. Tak ada yang spesial memang dari makanan ini. Tak ada rasa beragam seperti makanan tradisional sekarang yang sudah mengalami banyak modifikasi sebagai contoh surabi. Tapi rasa hangat keluarga yang paling istimewa dibalut indahnya jalinan kunjungan. Aku mengunjungi ibuku dan ibu mengunjungi nenekku. Tautan berwarna dimana anak menengok orang tuanya. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Kami bertiga melahap hidangan sederhana sarat rasa diiringi canda tawa. Senang rasanya menemukan keadaan seperti ini kembali. Ibu pamit sebentar ke rumah seolah hendak membawa sesuatu. Benar saja, beliau kembali dengan menggenggam ponsel almarhum adikku sambil ibu jarinya memainkan keypad. Mungkin sms saudaranya yang lain, hendak mengabari bahwa dirinya sedang dilanda bahagia tak terperi. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Kembali ibu terduduk di antara aku dan enin sambil meminta tolong dicarikan kontak abi. "Ka, cobi pangmilarikeun nami papa." </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Sontak aku cepat mengambil alih kendali ponsel almarhum adik mencari nama abi. "Ini bu. Ketemu mau ngapain?" </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Selang waktu tampak ibu menjawab salam dan mulai bertanya kabar abi. Obrolan asyik nampaknya terjalin antara mereka berdua. Sambil sesekali ibu tertawa dan senyum merona. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Halo! Halo! Assalamu'alaikum! Katanya lagi pada ngopi ulen sama bandros ya? Gak bagi-bagi euy!" </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Aku terperangah karena tak menyangka ibu akan pasang mode loud speaker. Enin yang terhenyak juga akhirnya sedikit tertawa karena tiba-tiba suara abi terdengar lantang. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Iya. Sini atuh jangan kerja melulu," jawab enin dengan cepat seraya melahap satu ulen dengan cepat. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Oh iya bu, punten ga bisa ditinggal kerjaannya. Lagian kan udah diwakilin sama Nunu Junior," timpal abi dengan tawa renyah menyusul. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Iya teu nanaon. Abu juga udah seneng banget bisa kumpul pagi kayak gini sambil ngobrol dan ngopi ulen," enin mulai menyebut dirinya abu, panggilan semua anaknya. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Iya atuh wilujeng barang tuang. Ngiring raos," nada kalem abi mulai muncul. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Ini abu dibikinin bros sama si nyai, lucu bentuknya. Modalin atuh biar bisa usaha, lumayan kan ada tambahan pemasukan sambil berdayain ibu-ibu karang taruna," sifat keibuannya mulai keluar. Nasehat seperti ini yang sering dirindukan ibuku. Support penuh tanpa henti. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Warna apa bu? Si kaka dibuatin juga gak?" tanya abi. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Warna pink, Bi. Kaka mah ga dibuatin euy, yang dibuatin mah si nyonyah," sambil tertawa aku jawab.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Kabogoh teh suka warna apa, Ka?" tanya ibu singkat. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Merah, Bu." </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">"Wah, merah mah atuh orangnya gampang ngambek? Gak cocok atuh sama Oni yang juga gampang marah," enin jawab cepat sambil tertawa menunjukkan bahwa beliau bahagia san bercanda. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Aku, ibu dan abi dibuatnya tertawa lepas. "Abu mah bisa aja nyambunginnya. Tak apa bu kalo pun pasangannya gampang ngambek, itu artinya Allah lagi ngajarin si kaka supaya bisa lebih ngertiin orang, bisa lebih bersabar dari sebelumnya dan memang harusnya dia bisa lebih mengontrol emosinya. Tenang, Bu. Gak usah kuatir, si kaka pasti bisa." </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Seketika ibu serta enin tampak lega mendengar jawaban abi yang sangat tenang dan penuh pembawaan. Sikap positif abi yang membuatku selalu ingin jadi seperti beliau. "Ah. Rasanya ini pagi yang paling membahagiakan untukku ya rabb." </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Obrolan abi pun berlanjut personal dengan ibu, hanya berdua. Aku masih santap hidangan pagi itu dengan secangkir teh hangat racikan ibu. Tampak mentari semakin meninggi, lelah pun berganti segar. Sudah saatnya aku kembali ke rumah dan bersih-bersih. Kutengadahkan wajahku melawan terik, memejam mata sambil kulayangkan do'a. "Ya rabb terima kasih atas indahnya pagi ini. Aku yakin Engkau siapkan yang terbaik untukku." </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Kubuka mata dan kutatap lekat enin serta ibu. Bahagia rasanya memiliki waktu seperti sekarang ini. Aku bersiap dengan sepatu dan tas. Rumah menantiku dengan satu cerita bahagia. Kukecup tangan mereka bergantian sambil berucap pamit. Kurasakan kening hangat dengan kecupan mereka. Aku berbalik, meninggalkan mereka di belakang dengan satu perasaan bahagia. Kukayuh pedal santai menuju rumah. Hari ini aku bahagia.</span>araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-80276789380517448862013-01-25T15:13:00.000+07:002013-05-29T15:16:02.287+07:00tidak sekedar itu<blockquote style="background-color: white; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: solid; border-left-width: 5px; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px; margin: 0px; padding: 0px 15px;">
<div style="line-height: 1.5em;">
<em><strong>kita selalu sama, selalu seperti itu. </strong></em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
frase itu muncul perlahan. malam kian larut, kini yang ada hanya dialog sendu antara jarum jam dan deru mesin pendingin makanan. indera pendengaranku tak memiliki kemampuan mendengar irama selain mereka. tentunya tak ketinggalan juga lantunan nada <em>qwerty notebook </em>usangku yang sesekali memekik kesakitan melawan deritan jarum jam.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<blockquote style="background-color: white; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: solid; border-left-width: 5px; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px; margin: 0px; padding: 0px 15px;">
<div style="line-height: 1.5em;">
<strong><em>saya bercerita dan memerah kekesalan.</em></strong></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<strong><em>you always keep me to stay calm.</em></strong></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
nafas kian berat dan terasa sulit dikendalikan. sesekali cepat seolah ingin dengan segera meluapkan emosi pada apa yang kutemui saat itu. terkadang melambat karena tak kuasa untuk bisa melampiaskan titik pitamku sekarang. rasanya kamu tak layak untuk mendapatkan itu. kamu terlalu berharga untuk sekedar dapat emosi tak baik milikku.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
telapak itu tak menyentuh ataupun mengusap punggung panasku. tapi roman mukamu mencoba melakukan itu. bahkan hanya mata itu tak lebih dan kurang. hingga aku kini mengalah dalam tatapanmu.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<blockquote style="background-color: white; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: solid; border-left-width: 5px; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px; margin: 0px; padding: 0px 15px;">
<div style="line-height: 1.5em;">
<strong><em>kamu bercerita dan ungkapkan kelelahan.</em></strong></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<strong><em>i try to keep your chin up.</em></strong></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
kini aku terdiam tanpa ada irama dari rasa dari lidahku ataupun intonasi yang cakap dari mulutku. aku memilih membatu mendengarkanmu. aku kini hanya akan menatapmu lekat-lekat. pundakmu turun dengan perlahan diiringi hembusan nafas panjang itu. sesekali bahkan sedikit sentuhan tanganmu menyapu wajah seolah lelah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
tak sepertimu. aku tak sanggup memperlihatkan sesuatu untuk bisa membuat otot serta syarafmu melemas. bukan letih, tapi sekedar untuk beristirahat. jadi aku berusaha memoles seulas senyum di wajahmu yang mulai tak kuasa menahan berat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<blockquote style="background-color: white; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: solid; border-left-width: 5px; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px; margin: 0px; padding: 0px 15px;">
<div style="line-height: 1.5em;">
<strong><em>bukankah saudara itu memang begitu adanya?</em></strong></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
kita saling bertatap. tanpa ada dialog. tanpa suara. semua seolah hanya ada sunyi dan sepi. tapi lebih jauh dari itu. kita saling bertanya tentang keberadaanku untukmu ataupun keberadaanmu untukku.</div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-17431425455949210282013-01-03T12:45:00.000+07:002013-05-29T12:46:54.185+07:00akhir untuk bermulaTahun baru masehi selalu menyedot animo penduduk di berbagai belahan dunia untuk bisa merayakannya bak acara ulang tahun. Seolah sebuah acara sakral yang tak boleh terlewat dalam agenda, setiap orang berlomba menyusun ragam acara untuk mengawal pergi "akhir tahun" serta menyambut hangat "awal tahun". Selebrasi setiap orang berbeda, ada yang senang dengan keramaian di kota besar dalam maupun luar negeri, ada yang mencoba lebih mendekat ke alam untuk mencoba lebih selaras, atau ada juga yang lebih memilih tinggal di rumah dan menikmati momen libur berharga dengan keluarga.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5d4GX5U-D3K_q2ZhZhxCHU3SZDq28YVeZhRustm2YZVuymxjj-znD0Qlgs4FtFRfHv-hhTh8dDP8WjXNHCKwltTpDyf5Vx3SWJE2bqXd0sPF1xwzR0m5I2xhT_4Y6bHLnvGMgIsixIRcN/s1600/162763_1758828459886_5571621_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5d4GX5U-D3K_q2ZhZhxCHU3SZDq28YVeZhRustm2YZVuymxjj-znD0Qlgs4FtFRfHv-hhTh8dDP8WjXNHCKwltTpDyf5Vx3SWJE2bqXd0sPF1xwzR0m5I2xhT_4Y6bHLnvGMgIsixIRcN/s320/162763_1758828459886_5571621_n.jpg" width="287" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px;">Kembang Api, simbol selebrasi. 2010 - 2011</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Bahkan bagi beberapa orang, selebrasi tahun baru masehi lebih meyenangkan jika dilewati di kamar sendiri dengan ditemani camilan serta kaleidoskop pribadi yang diputar melalui indahnya fantasi di langit-langit. Ya, memutar jejak rekam perjalanan usia di tahun lalu menjelang pergantian tahun terkadang lebih menyenangkan, termasuk untukku. Rutinitas yang biasa kusebut sebagai muhasabah ini tak hanya kujalani setiap bertemu momen ulang tahun saja, tapi biasa jadi menu pergantian tahun.<br />
<br />
Momen pergantian tahun 2009 ke 2010, jadwal pemutaran kaleidoskop menjadi yang terakhir dilakukan di kamar pribadi. Akhir 2010 menuju awal 2011 merupakan parade permulaan pemutaran jejak perjalanan selama setahun penuh di luar arena kamar pribadi. Pergantian tahun menuju 2011 aku lakukan di Pangandaran bersama keluarga besar dalam rangka mengunjungi sang ibu dan abi. Tapi seketika selebrasi pergantian tahun kian mendekat, aku mulai melipir sendiri ke pantai dengan misi utama mencari foto aktual dan penuh sejarah untuk diingat di kemudian hari.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv_kfZCTQCO3FhELaTS10wrLur9X3nF3xQiovAUNRgS66GxqO9o9CpvurMs8nbAov4trfX5z5CsUDptIozn7v34aUaTcggmHqr6pOV589VwbfW44fuMD9-GEKjm24jxOJEYHADIDqfVIHv/s1600/167108_1754856480589_5480948_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv_kfZCTQCO3FhELaTS10wrLur9X3nF3xQiovAUNRgS66GxqO9o9CpvurMs8nbAov4trfX5z5CsUDptIozn7v34aUaTcggmHqr6pOV589VwbfW44fuMD9-GEKjm24jxOJEYHADIDqfVIHv/s320/167108_1754856480589_5480948_n.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px;">Pangandaran, 2010 - 2011</td><td class="tr-caption" style="font-size: 13px;"><br /></td><td class="tr-caption" style="font-size: 13px;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Ritual terbaruku dalam menjalani pergantian tahun adalah mencari foto berbeda momen dan lokasi. Jika 2010 menuju 2011 dilalui di Jawa Barat, maka momen pergantian 2011 menuju 2012 dijalani di Jawa Timur. Setiap tempat selalu menyajikan nuansa berbeda dalam kemasan yang unik. Pangandaran 2011 menyuguhkan gemerlap langit nan warna-warni lengkap dengan riuh dan semaraknya pendengaran. Lalu, apa yang disuguhkan dengan Jawa Timur di penghujung 2011?<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgu0yzZgeuXb33Lb_E96yB7LyjWQW3sFypZVEw4tJu1p190a9eIZhjW6tBxhx0Zl_FziQDdNGGIZhryjcEY6RuitDsTzNXmpA6pmPk79eStPNi12CYx-hkMYkoAKLNG4CyYavZuduGlgg9/s1600/383871_3003058684864_893491284_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgu0yzZgeuXb33Lb_E96yB7LyjWQW3sFypZVEw4tJu1p190a9eIZhjW6tBxhx0Zl_FziQDdNGGIZhryjcEY6RuitDsTzNXmpA6pmPk79eStPNi12CYx-hkMYkoAKLNG4CyYavZuduGlgg9/s320/383871_3003058684864_893491284_n.jpg" width="239" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px;">Bromo, 2011 - 2012</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Penghujung 2011 pengelanaanku menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru nampak membuahkan hasil, tak cuma rekam jejak lensa yang bisa didapatkan. Bukti nyata betapa indahnya Indonesia tergambar jelas dari masyarakat Tengger, lekuk punggung gunung di TNBTS. Penghujung 2011, menjadi satu dari sekian banyak selebrasi pargantian tahun yang sangat berarti bagiku. Eksotis, menawan dan mengagumkan, itu tiga kata yang mampu menggambarkan pergantian tahun 2011 - 2012.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWR0levGtMBIzVbzF0pxOVIb0f9bMMIiAlooWwjhFNo0gqOMAJKpVGqWKVSZKx_LEDNS6bLR0UssC3Pa3oP0R483vRvkBSbfFk5lN4qUADdItfClOmQZVczH6jtOFVcxD5ZUeV1bTW6RDo/s1600/DSC_0039.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWR0levGtMBIzVbzF0pxOVIb0f9bMMIiAlooWwjhFNo0gqOMAJKpVGqWKVSZKx_LEDNS6bLR0UssC3Pa3oP0R483vRvkBSbfFk5lN4qUADdItfClOmQZVczH6jtOFVcxD5ZUeV1bTW6RDo/s320/DSC_0039.jpg" width="212" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px;">Gunung Kidul, 2012 - 2013</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Edisi selebrasi pergantian tahun ini berujung di Gunung Kidul, Yogyakarta. Setelah Jawa Barat dan Jawa Timur menjadi tuan rumah di dua tahun sebelumnya, kini Yogyakarta mendapat kehormatan dariku. Awal kurang baik memang untuk pergantian tahun ini. Setelah mantap melangkah dalam persiapan, beberapa hal mulai menyelimuti keyakinan dan membuat ragu untuk berangkat sampai siap sedia dengan senang hati untuk mengurungkan niat. Namun, setelah beragam diskusi dan memantapkan hati untuk tetap melaju, maka stick to the plan and here I come!<br />
<br />
Ditemani seorang partner perjalanan yang akhirnya berhasil meyakinkan untuk berangkat, maka kurepotkan dirinya dengan segenap hati dan tanpa sungkan. Setiap detiknya dalam perjalanan tak luput dalam obrolan yang menurutku berisi. Partner satu ini memang tidak biasa melakukan selebrasi pergantian tahun di luar karena satu dan beragam hal, tapi untuk kali ini rasanya dia setuju kalau momen penutupan dan pembukaan tahunnya tak biasa bahkan sangat berguna.<br />
<br />
Ketika orang-orang repot menyusun resolusi baru untuk tahun yang baru, maka kami menyebutnya dengan sempurnakan resolusi lama!!<br />
<br />
Sedikit parodi dari kami (Dialog antara manusia dan Allah),<br />
<br />
Manusia (m) : Ya Rabb, dengan pergantian tahun ini maka hamba siapkan proposal resolusi untuk tahun depan yang semuanya sangat-sangat "a brand new resolution!!"<br />
Allah (A) : Oh... Baru lagi ya? Yakin??<br />
(m) : Insyaallah sangat yakin untuk resolusi yang baru ini.<br />
(A) : AH udah deh, bosen Aku sama resolusimu yang baru-baru tapi toh akhirnya terbengkalai. Udeh, sempurnain ikhtiar buat resolusi-resolusimu yang ada dari tahun-tahun lalu! Sempurnain aja dulu! Oke?<br />
(m) : Eh? Kok gitu?<br />
(A) : Lah? Emang Aku suruh kamu jalan keluar rumah untuk gabung sama temen-temenmu itu buat apa? Bukan cuma buat sekedar jalan juga hura-hura. Partnermu itu ada buat bikin kamu jalan keluar. Sedangkan temen-temenmu yang minta ditemenin di Yogya itu ya supaya kalian berdua bisa belajar banyak dari mereka. Itu aja!<br />
(m) : Sempurnain resolusi yang lalu-lalu ya?<br />
(A) : Iya, bisa kan?<br />
(m) : Bisa insyaallah!!<br />
<br />
Begitulah, kami berdua jalan ke Gunung Kidul akhirnya tak sekedar mengejar foto baru, tapi juga belajar hal baru. Kami pun serasa ditampar dengan halus via seseorang yang akhirnya kami anggap itu adalah sesosok inspirasi. Kami pulang tidak dengan tangan hampa, kami pulang dengan hati dan pikiran yang terisi penuh dengan inspirasi!<br />
<br />
I'm a part of God's plan! We're a part of God's plan!<br />
<br />
Kutipan di atas kini semakin nyata!<br />
<br />
Yogyakarta, 1 Januari 2013araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-48906540889274436712012-09-28T15:04:00.000+07:002013-05-29T15:05:50.849+07:00belajar jadi numero uno<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<span class="photo photo_left" style="clear: left; float: left; max-width: 180px; padding: 2px 10px 5px 0px;"><img alt="" class="photo_img img" src="https://fbcdn-photos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/426278_4619226608052_659225026_a.jpg" style="border: 0px; margin: 0px; max-width: 620px; padding: 0px;" /></span></div>
<div class="caption" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<span style="font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">Okey! Siapa sih yang gak kenal permainan kartu satu ini? Permainan kartu berwarna yang selalu kita mainkan akhir-akhir ini. Rasanya tiap orang makin hapal dengan penampakan wajah sebundel kartu itu. Permainan ini sebenernya udah ada sejak tahun 1971 lho! Tua banget ya ternyata? Tapi baru masuk dan dibesarkan oleh Mattel di tahun 1992. Permainan yang kini lagi digandrungi ini memang mengundang decak kagum terhadap skill seseorang sampai gelak tawa karena kesalahan orang.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
Permainan ini memang lebih mengasah ketangkasan, konsentrasi, kegigihan sampai daya ingat. Peraturan yang ada pun bukan sekedar aturan permainan semata. Jika kita meliht dari sudut pandang lain bakal beda hasilnya! Lho? Kok bisa sampai kayak gitu? Mau tau seperti apa kisah lain dibalik permainan uno?</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
Kita mulai dari keistimewaan setiap kartu ya!</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<ul style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px; list-style-type: square; margin: 10px 0px; padding: 0px 10px 0px 25px;">
<li><strong>SKIP </strong>| Kartu ajaib yang berlogo kayak rambu lalu lintas <em>verbooden </em>ini punya keistimewaan untuk bisa menghentikan laju perimainan seseorang setelah giliran kita. Ajaib memang jika kita yang mengeluarkannya, tapi apa jadinya jika kita yang terkena <strong>SKIP </strong>atau <em>verbooden</em> oleh lawan main sebelum kita? Bencana bukan? Kita jadi terhenti 1 langkah untuk menghabiskan kartu di tangan. Tapi itu bukan sekedar bencana semata, jika kita jeli dalam melihat arus permainan setelah kita di-<strong>SKIP</strong> maka mungkin saja arus permainan yang tadinya merugikan kita malah jadi diuntungkan. Satu sisi, <strong>SKIP</strong> ini <strong>memberikan waktu sedikit lebih banyak dari orang lain untuk menyusun strategi berikutnya</strong>. ;)</li>
<li><strong>REVERSE </strong>| Kartu dengan simbol 2 arah panah ini punya daya magis yang bisa merubah alur permainan yang tadinya searah jarum jam jadi berlawanan arah jarum jam atau sebaliknya. Sakti kan kartu <strong>REVERSE</strong> ini? Jika kita yang memainkan kartu ini, sudah pasti bencana untuk lawan main yang tadinya mungkin akan UNO tapi jadi gagal UNO. Namun, kalo kejadian sama kita sih bakal lain ceritanya lho? Permainan kita juga terhenti sesaat dengan arus permainan mengarah ke lawan kita yang lain. Tapi bukan tanpa makna, ketika arus permainan ke arah kita di-<strong>REVERSE</strong> ke arah berlawanan sudah pasti kita bakal ada jeda sangat lama untuk bisa mengatur strategi kembali untuk segera membalikkan keadaan. Selain itu, <strong>REVERSE</strong> juga <strong>menyadarkan kita kalo hidup itu bisa mendadak berubah haluan tanpa bisa kita sadari</strong>. :)</li>
<li><strong>DRAW</strong> | Ini adalah kartu yang bertuliskan +2 +4 +1 ini mengharuskan siapa pun giliran setelah keluar kartu ajaib ini mengambil kartu sejumlah angka tertera. Tapi kami membuat permainan menjadi lebih riuh dengan aturan <strong>JUMP IN</strong> yang nantinya siapa pun memiliki kartu itu bisa mengeluarkan jika sudah gilirannya dan mengambil kartu sebanyak angka-angka kartu tersebut ditotalkan (<em>sejauh ini rekor mengambil kartu di angka 21</em>). Nah, jika giliran lawan kita harus mengambil dengan jumlah banyak pasti bakal muncul gelak tawa. Namun jika kita yang mesti ambil? Pasti ada dongkol dalam diri dan berupaya membalas. hehehe. Seenggaknya <strong>ketika kita mengambil kartu dalam jumlah banyak, pasti ada kartu-kartu ajaib yang bisa jadi senjata kita kelak untuk membalikkan keadaan</strong>. Selain itu, kartu <strong>DRAW</strong> ini juga bermakna positif <strong>karena yang namanya rejeki paling baik selalu tersembunyi lebih dalam dan mengharuskan kita menggali lebih giat dari orang lain</strong>. <strong>Semacam profesi penambang di perut bumi</strong>. :)</li>
<li><strong>0 </strong>| Tak banyak yang tau daya magis dari kartu <strong>NOL </strong>dalam permainan UNO. Tapi jika kalian memainkan di handphone, maka ada aturan yang bagai pedang bermata dua berkaitan dengan kartu <strong>NOL</strong> ini. Aturan tersebut adalah memberikan kartu yang ada di tangan para pemain kepada lawan main di sebelahnya searah permainan. Sadis kan aturan ini? Aturan ini mungkin disesalkan bagi yang kondisi kartunya sedang bagus. Tapi akan menyenangkan bagi mereka yang memegang kartu mengecewakan. Jangan bersedih, kalo kita cerdik sih setiap kartu bakal cepat habis kok. Namun ada pesan moral yang keren dari aturan ini, karena <strong>roda kehidupan selalu berputar tidak akan diam di satu tempat</strong>. :)</li>
<li><strong>7 </strong>| Tau istilah <strong>LUCKY NUMBER SEVEN? </strong>Atau pernah denger mitos kalo angka <strong>7</strong> itu adalah angka keberuntungan? Yes! Kalo begitu ada aturan keberuntungan bagi mereka yang memiliki kartu kurang bagus tapi ada angka <strong>7</strong>, keluarkan aja!! Jangan lama-lama!! Karena ada aturan untuk menukar kartu di tangan berapa pun jumlahnya pada seseorang yang kamu pilih. <strong>Itu wajib</strong>!! Apakah itu keberuntungan? lagi-lagi pedang bermata dua kan? Tapi nikmati aja. Namanya juga permainan kan? Enjoy aja! Tapi tau gak pelajaran dibalik aturan itu? Pelajarannya adalah <strong>ketika kita bahagia, senang atau sedih, di tempat nun jauh di sana ada orang yang sedang berkebalikan nasibnya</strong>. <strong>Suatu saat kita akan ada di posisi tersebut</strong>. :)</li>
<li><strong>ALL COLOUR </strong>| Jika kita melihat aturan-aturan UNO di atas terkesan mengerikan karena selalu bermata dua. Maka kartu <strong>ALL COLOUR</strong> ini disiapkan untuk menjadi <strong>BONUS</strong> tak ternilai harganya untuk setiap pemilik. Ketika ada di kondisi yang terjepit karena tak ada kartu yang bisa dikeluarkan namuan ada <strong>ALL COLOUR</strong>, itu artinya permainan mengarah pada kita. Ya! Kartu yang satu ini ada untuk bisa diturunkan di setiap keadaan terjepit. Apa pelajaran yang bisa diambil dari keberadaan kartu satu ini? <strong>Setiap kejadian atau rencana yang kurang berhasil atau buruk tidak seutuhnya buruk. Akan selalu ada kejutan tak terduga dan tak terhingga dari Sang Pemilik Rencana</strong>. :)</li>
</ul>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
UNO bukan sekedar permainan semata, bukan sekedar sarana haha-hihi saja atau arena mengumbar gelak tawa. Ada banyak kelebihan yang bisa kita ambil dan implementasikan dalam setiap rutinitas. Ketika kita merasa sudah memiliki satu rencana hebat dan besar, jangan takabur. Soalnya rencana kita hanya sebagian kecil dari rencana besar milik Tuhan. Kita pun tidak bisa bergantung pada apa yang kita miliki saat itu, karena apa yang kita pegang saat itu mungkin nanti bakal hilang tanpa alasan. :)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
Main UNO untuk menyegarkan pikiran dan berbagi canda tawa boleh, tapi akan lebih oke jika pelajaran di dalamnya bisa kita implementasikan dalam keseharin! Jadilah NUMERO UNO dari PERMAINAN UNO!</div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-33691527389773072982012-05-19T12:49:00.000+07:002013-05-29T12:50:29.150+07:00day oneTik . . . Tok . . . Tik . . . Tok . . .<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Hanya itu saja yang sampai saat ini memenuhi penginderaan dan kepalaku. Suara jarum jam yang menyeret waktu demi melanjutkan rotasi kehidupan. Menylap malam pekat jadi siang benderang yang penuh warna. Tak seperti sekarang, dominasi warna hitam tak beri ruang untuk warna lain. Hanya beberapa titik warna merah menyala yang kontras dengan pekat, membentuk angka.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Ya Rabb, kenapa bisa seperti ini menjelang hari kejayaan?" lirih batinku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kedua bola mata ini hanya terpaku pada langit-langit kamar, tertahan, tak bisa terbang lebih jauh. Hatiku mencari dekapan hangat yang selama ini mungkin sudah tak kutemui. Sebuah dekapan penuh dengan rasa sayang, yang bahkan melebihi milik ibu. Kasih sayang yang tak pernah terlihat berkurang untukku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Gini jadinya kalo kamu gak pernah mau mengenal siapa dirimu, Mal," gumam hatiku mencoba mengajak pikiran untuk berdialog.</div>
<div>
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div>
"Kenapa jadi aku? Bukannya kamu yang selalu berusaha buat mengajakku kuat seberat apa pun yang kuhadapi saat itu?" timpal pikiranku tak mau kalah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku mungkin satu-satunya orang paling kurang waras saat ini. Rindu akan kasih sayang tengah malam hingga merasa sedang memediasi antara hati dan pikiran. Seolah ada pertemuan penting antara mereka berdua. Sebuah pertemuan yang sangat eksklusif hingga diadakan tengah malam dan cuma dihadiri olehku seorang.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Waktu memang cuma bergulir hanya 4 jam dari sejak kedatanganku tadi. Namun rasanya sudah melewati satu malam yang sangat panjang dan menjemukan. Tak ada kegiatan yang bisa kulakukan selain menekuk kedua kaki secara bergantian atau melemaskan jemari kiriku yang mulai terasa kaku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pandanganku mulai mencoba menembus langit-langit ruangan. Sepenuh hati aku kerahkan tenaga hingga punggung ini seolah siap terlontar dari tempat tidur. Tak ada perubahan berarti dari badanku, hanya lengan kananku mencoba menggapai sesuatu yang kosong dihadapan pandanganku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Engkau dimana saat ini Tuhan? Aku ingin Kau peluk. Itu saja. Tak lebih."</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Rasanya seluruh tenaga kukerahkan namun tak ada yang bisa kugapai saat ini, nihil. Semuanya terasa semu dan abu-abu, samar tak ada yang nyata secara jelas. Hingga seketika, air mataku membuncah. Ada rasa sedih dan kesepian di relung hati. Kosong, sudah tak ada kehangatan yang bisa dirasa. Mataku terpejam tanpa aba-aba saat ini. Gelap dan menghitam semuanya. Hanya ada aku yang memediasi antara hati dan pikiran juga mungkin, Tuhan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
. . . . to be continued</div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-21813657415571621732012-04-20T12:43:00.000+07:002013-05-29T12:55:37.279+07:00sepasang sendal jepit #1Lelaki itu lusuh terduduk dengan pandangan kosong. Tak objek nyata yang dilihatnya. Mata itu hanya tertuju pada laju sepatu orang lalu lalang. Hari itu juga tak ada yang istimewa. Kabar baik ataupun buruk tak saling sahut-sahutan. Semua tetap sama, datar dan tanpa dinamika. Mungkin dunianya hanya dua warna, saat ini. Hitam dan putih. Tapi bukan itu masalahnya. Dia juga ingin semuanya berwarna, penuh rupa. Tapi apa daya, saat ini dia hanya bisa terpekur menikmati sisa waktu dan jalan hidup yang ada.<br />
<br />
Jemarinya saling berpagut, erat ibarat sepasang kekasih tak mau dipisahkan perang. Gemetar dan terlihat agak panik. Sepasang telunjuknya mulai memainkan peran dan menari begitu lincah. Seolah ada irama orkestra yang begitu cepat di sekitarnya. Putarannya seperti bianglala dengan kecepatan melewati batas. Semakin cepat hingga kini terhenti dan malah menjalar ke kedua kakinya. Syaraf di kakinya mulai mengangkat kedua sepatu memainkan nada yang acak.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Tak kuasa dengan gelisah yang semakin menghantui kini dia coba untuk beranikan berhenti. Berhenti untuk menatap laju sepatu, berhenti untuk menari jemari bahkan mencoba untuk berhenti mengehentak dengan nada tanpa arah. Sesaat lalu tubuhnya gemetar dan seakan goyah. Kini semuanya tegap dan kokoh seolah dituangkan carian pengeras beton.<br />
<br />
<i>Gue harus bisa ngomong ini sama dia. </i>Batinnya mulai bersuara. Suara yang seharusnya dari dulu dia utarakan. Suara yang seharusnya tidak membawanya ke arah yang tidak pasti seperti ini.<br />
<br />
"Lo kenapa brur? Ada masalah?" satu suara yang tak asing membuatnya menoleh.<br />
<br />
"Gue mesti balik! Kunci kosan dimana? Mau packing nih. Keburu kemaleman entar."<br />
<br />
"Lo tuh kenapa sih? Daritadi pagi lo suntuk banget dan sekarang lo tiba-tiba beringas," timpal Aden dengan tergesa-gesa memberikan kunci.<br />
<br />
"Gue mau pulang ke rumah malem ini juga. Tak ada tapi dan tak ada yang ditunda lagi. Masalah gue ini cukup pelik dan krusial, Den. Lo yang paling tau seberapa krusialnya masalah gue saat ini. Ini tentang masa depan gue. Semua tentang kuliah gue, Den."<br />
<br />
Lelaki di depannya itu kini hanya menatap sahabatnya dengan penuh keheranan. Ada rasa kaget dan sedih ketika mendengar ini semua tentang apa yang menjadi prinsipnya. Aden memang sangat mengenal dekat sahabatnya itu. Sejak awal masuk SMP mereka memang langsung bisa <i>klop</i> dan tak ada tapi. Ini adalah permulaan tahun ketujuh dengan kondisi jauh dari rumah. Baginya, tak ada yang lebih bisa mengisi kesehariannya selain sahabatnya itu. Kini Aden terkejut dengan fakta bahwa sahabatnya terancam tak bisa kuliah.<br />
<br />
"Lo ngapain mesti pulang sekarang, Mal? Ini udah hampir gelap. Rumahmu dari sini tuh 3 jam, sesampainya di sana juga gak bakal ada yang nyambut lo! Semua orang udah tidur dan lo bakal ganggu istirahat mereka! Ngerti ngga?!"<br />
<br />
Lelaki lusuh itu kini sedikit melambat pergerakannya. Layaknya gerigi mesin yang sudah berkarat. Tak mau bergerak dan terhenti begitu saja. Bahunya sedikit membungkuk. Kepalanya mulai agak condong ke depan. Lengan kiri yang tadinya membetulkan jaket kini terkulai lemah. Kepalan tangan dengan rentetan kunci itu perlahan masuk ke saku celana. Dia terdiam. Bisu. Sunyi.<br />
<br />
Aden merasa bersalah atas sikapnya barusan. Kalimat yang dilontarkan tadi lebih kasar dari biasanya. Sahabatnya itu memang bagian paling penting buat Aden selain keluarganya. Aden memang terkenal kurang pandai untuk bergaul dan memulai suatu percakapan. Bahkan untuk kelompok siswa jenius, Aden tidak begitu disukai orang. Cuma lelaki lusuh itulah yang mau untuk lebih dekat dan mengenalnya, hingga sekarang. Selama perjalanan mereka, Aden baru kali ini meninggikan nada suara untuk sahabatnya.<br />
<br />
. . . BERSAMBUNGaraihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-71030947083358149992012-03-01T12:41:00.000+07:002013-05-29T12:58:02.200+07:00make a move<div>
Sudah hampir sebulan kegiatan ku di sore hari adalah bermain layangan! Sampai-sampai satu sahabatku rela datang ke rumah cuma sekedar ingin menerbangkan layangan. Rindu masa kecil pastinya. Tapi jujur saja, sejak bermain layangan kembali rasanya ada yang sedikit berubah dari apa yang kulakukan. <i>#<b>smile</b></i></div>
<div>
<i><br /></i></div>
<div>
Seperti biasanya tak ada yang sangat spesial hari ini. Tapi juga tak ada layang untuk sore ini. Aku sedang ingin meluangkan waktu untuk sekedar bercerita tentang banyak hal dan berbagi banyak hal. Kusebut tema hari ini adalah <b>belajar. </b>Aku juga bukan belajar dari orang yang sangat ahli di bidangnya. Tapi setidaknya kami belajar bareng dan saling menambahkan jika ada kekurangan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pagi sekali aku sempat membaca <i>tweet</i> dari satu kawanku yang tertulis seperti berikut,</div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="background-color: whitesmoke; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 18px;"><i>"Mau enggak mau, diakui atau tidak, gelar sarjana itu jadi kebutuhan. Makanya kenapa banyak orang sekolah tinggi-tinggi. Tapi jangan membuat beda, ilmu itu bisa darimana aja" ~ Eka Handayani</i></span></blockquote>
<br />
<a name='more'></a>Apa reaksi ku? Tentu aku setuju dengan kutipan nya. Justru <b>pelajaran paling berharga</b> adalah yang di dapat dari lingkungan serta orang-orang sekitar. Lalu apa yang aku dapat hari ini? Banyak! Belajar tentang bagaimana mengemas satu produk, bagaimana caranya membuat satu karya <i>pop art </i>dan bagaimana supaya bisa membuat pintu keluar dari masalah yang sedang dihadapi saat ini.<br />
<br />
Bagian paling terakhir adalah yang saat ini akan aku coba ulas berdasar pengalaman beberapa narasumber.<br />
<br />
Pernah kan kita semua menghadapi sikap keluarga yang selalu mengarahkan dan memutuskan apa yang harus kita lakukan? Aku yakin kita semua pernah. Tak sedikit juga yang beranggapan bahwa itu adalah hal paling menjemukan. Alasannya mungkin karena merasa beberapa waktu kita hilang "dikorbankan" demi keinginan mereka. Tapi percayalah, apa yang mereka inginkan itu selalu baik! #<i><b>pengalaman</b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
Ketika kita memiliki suatu hal yang disukai bahkan jadi bagian <b>impian </b>atau pun <b>cita-cita</b>, pegang erat hal itu jangan sampai lepas. Jangan pernah berpaling dari itu meskipun terhalang oleh keinginan dan rencana keluarga. Hal paling penting yang harus dilakukan adalah berpikir dengan jernih dan jujur terlebih dahulu dengan diri sendiri. <b>Katakan bahwa kita </b>suka melakukannya, tak bisa dijauhkan dengannya bahkan mencintai itu. Tak usah malu untuk jujur pada diri sendiri jika hatimu berkata demikian.<br />
<br />
Andai keluarga mengutarakan keinginannya agar kita jadi seperti apa yang mereka inginkan, kenapa kita tidak mencoba melakukan hal yang sama? Kenapa kita tidak mencoba untuk mengutarakan maksud dan keinginan kita seperti apa? Daripada mengambil <b>jalan pintas</b> dengan memendam kesal dan melarikan diri dari kenyataan yang ada. Menyalahkan mereka karena waktu untuk hal yang kita sukai berkurang direnggut keinginan mereka bukan hal bijak.<br />
<br />
Setidaknya, cobalah untuk berdialog sejenak dengan keluarga agar jalan keluarnya lebih indah. Jangan jadikan keinginan mereka jadi satu kambing hitam bernama cobaan. Anggaplah itu sebuah ujian dimana Tuhan sedang mengajarkan kita bagaimana menyelesaikan satu masalah. Percayalah! <b>Rencana Tuhan selalu indah</b>.<br />
<br />
------------------------------------------------------------------------------------------------------------<br />
<div>
<br /></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-12369375015545651742012-02-17T11:46:00.000+07:002013-05-29T12:58:13.935+07:00isyarat-isyarat cintaLama tak jumpa rasanya, setelah berbagai kesibukan dan aktifitas seminggu lalu. Senang rasanya bisa menulis kembali dan berbagi bersama teman-teman. Postingan kali ini tentang review sebuah novel terbitan dari Kaifa Mizan dan sedikit jadul. hehe<br />
<br />
Ini dia wujud bukunya! Maaf agak seusah nyari gambar <i>cover</i>-nya. hhe<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRZt-oITRxlqzO7FDCxx3Um5sHmGk2lOgkEgifKF-LrdSqBFcx5Mw" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRZt-oITRxlqzO7FDCxx3Um5sHmGk2lOgkEgifKF-LrdSqBFcx5Mw" /></a></div>
Judul buku : Isyarat-isyarat Cinta<br />
<br />
Penulis : Jean Ferris<br />
<br />
Penerbit : Kaifa Mizan (2003-an)<br />
<br />
<br />
Buku yang terbit sekitar tahun 2002/2003 ini meraih penghargaan sebagai <span style="font-size: large;"><b>ALA Best Book For Young Adults.</b><span style="font-size: small;"> Pantas rasanya jika buku ini meraih pernghargaan seperti itu karena cerita yang ada tak hanya menarik dan bagus untuk diikuti, tetapi juga memberi banyak pelajaran. Bagi beberapa orang yang kenal denganku mungkin akan sedikit terkekeh ketika melihatku membaca, menenteng atau memajangnya di rak buku. Tapi biarlah, toh memang judulnya saja cukup untuk membuat tertawa kecil jika lelaki membacanya. Tapi kesampingkan itu cerita lama, kini kita langsung kupas tuntas bukunya.</span></span><br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;">Pasti ada banyak pertanyaan soal buku ini kan?? (kepedean)</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;">Ceritanya berpusat pada sepasang remaja tanggung yang bisa dibilang normal seperti remaja lainnya namun juga bisa dikatakan luar biasa</span></span>. Theo dan Ivy adalah remaja yang memiliki kemampuan untuk berbicara normal namun juga berbahasa isyarat. Mereka merupakan satu-satunya anggota keluarga yang tunarungu. Mereka berdua adalah penyambung lidah dan kehidupan bagi masing-masing keluarganya.<br />
<br />
Theo yang menyayangi ayah dan adik-adiknya ternyata cukup untuk dibuat kesal oleh ibunya. Sedangkan Ivy yang menjadi satu-satunya penerjemah ayahnya malah menikmati kelebihannya itu. Theo mengagumi Ivy di sekolah maupun di luar. Namun bahasa isyarat membuat Theo cukup enggan untuk mendekati gadis tersebut. Sampai satu ketika mereka akhirnya berkenalan dan menjalin hubungan cukup dekat.<br />
<br />
Hubungan mereka bisa dibilang sebuah wahana "<i>halilintar</i>" yang bisa membuat dada bergejolak. Bagi mereka hubungan itu lebih dari sekedar hubungan normal lainnya. Ketika remaja lainnya hanya pergi jalan-jalan, ke mall, nonton atau melakukan hal lain yang lebih menyenangkan. Berbeda dengan Theo dan Ivy, mereka harus membina hubungan juga harus berbagi kesenangan dengan masing-masing keluarganya.<br />
<br />
Konflik batin mulai terjadi ketika Palma (ibunya Theo) harus rela berjuang sendirian untuk keluarganya setelah ayahnya Theo meninggal. Berat bagi Theo yang ketika itu hendak memutuskan untuk pergi melanjutkan kuliahnya karena harus memperjuangkan keluarganya. Belum lagi hubungannya dengan Ivy yang selalu mendorong Theo untuk maju mengejar cita-citanya. Keputusan yang sungguh berat untuk Theo mengingat Palma begitu bergantung padanya. Tapi dengan penuh keteguhan dan keteduhan, Ivy terus membujuk Theo untuk tidak melupakan mimpinya semata.<br />
<br />
Di tengah keterbatasan dan keluarbiasaan lingkungan mereka, Theo dan Ivy mampu membagi kasih sayang satu sama lain dengan keluarganya. Di tengah tekanan keluarga yang cukup membuat pikiran tersita, Theo masih bisa berusaha untuk menjadi orang normal dan meyakini cita-citanya.araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-81990066152133297652012-02-10T11:45:00.000+07:002013-05-29T12:58:25.660+07:00he is our guardian<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Assalamu’alaikum dan salam sejahtera bagi para pembaca<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Maaf jika rubrik ini agak telat muncul tidak seperti dua rubrik sebelumnya. Kebetulan aku harus menyelesaikan urusan demi menyambung hidup di hari esok. Hehe<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Sosok pertama yang akan kuperkenalkan adalah seorang pria berwibawa dengan panggilan Abi. Beliau adalah pribadi yang tangguh, tameng paling depan saat ada kesulitan, mesin tanpa lelah dalam mencari nafkah serta ucapan terbijak dalam mengingatkan. Lahir setengah abad lalu di Surabaya menjadikannya sosok yang cukup keras untuk ukuran orang Jawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Secara fisik, beliau tidak memiliki perawakan yang tinggi besar. Mental serta spiritualnyalah yang membuat sosok tersebut begitu “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">besar”</i>. Jarang sekali bicara jika memang dirasa tidak perlu. Hingga sesekali orang lain terkesan menyepelekan beliau jika melihat sorot mata memandangnya. Tenang, lugas dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">to the point </i>merupakan daya tariknya jika mengajak lawan bicaranya berdialog. Beragam topik bisa menjadi sajian menarik dan tak henti dikupas tuntas olehnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Politik, agama, olahraga, ekonomi hingga wisata bisa menjadi obrolan menarik jika menjadi lawan bicara beliau. Tapi yang paling menarik perhatian beliau adalah ketika membicarakan langkah-langkah realistis melewati hidup. Itulah topik yang takkan habis dikupas dengannya. Rasanya akan memerlukan beberapa jam sampai pembicaraan itu tak memiliki intisari lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Hal yang paling aku suka dari beliau adalah cara mendidik anak-anaknya. Ada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">treatment</i> tersendiri baginya untuk mendidik kami ―aku serta almarhum adikku― ketika kecil. Percayalah, treatment itu berbeda sekali dengan seperti ayah kebanyakan. Abi juga membedakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">treatment-</i>nya antara aku dan adikku. Untuk belajar, aku sering diajak abi untuk berjalan ke sekeliling lingkungan namun tanpa menjelaskan apa pun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Pernah satu waktu aku diajak berkeliling lingkungan rumah dan selama perjalanan itu abi hanya berucap satu kata, “Lihatlah.” Aku yang masih kecil dan tak tau apa-apa cuma bisa memandang wajahnya dengan tengadah tanpa melepaskan genggaman tanganku. Lalu secara spontan aku mulai memutar persendian leher ke kiri dan ke kanan hingga sesekali ke belakang tanpa ada penjelasan apa pun. Sampai keesokan harinya aku<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mulai bawel untuk bertanya dan abi mulaai rajin menjelaskan secara pelan dan jelas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Rasanya itu menjadi satu pelajaran paling menarik yang pernah aku terima selama ini. Aku belajar mengidentifikasi sesuatu sedari kecil hingga akhirnya seperti sekarang. Abi juga merupakan sosok yang penuh semangat ketika bersaing dengan ibu dalam menanamkan kesenangan masing-masing. Ibu yang sedari aku kecil menanamkan kesukaan mendengar serta membaca membuat abi tak mau kalah untuk bisa memberikan pengaruh soal kesenangannya dalam fotografi. Kesenangannya itu kini mengalir deras dalamperjuangan yang sedang kuarungi saat ini. Prosesnya mendidikku dalam hal fotografi juga lebih dari sekedar mengidentifikasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Bayangkan saja dahulu aku disuruh untuk lebih sering melihat sekitar dan mengahalkan setiap sudut penglihatan yang aku rasa itu menarik dan bagus untuk direkam. Setelah mengulang itu dengan lisan, esoknya baru diberikannya kamera analog untuk mengabadikan setiap hal yang menarik perhatianku dan itu layak direkam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Satu hal yang masih melekat dalam pikiranku adalah sebuah kalimat ketika kami berjalan dini hari untuk memotret satu kawasan pasar di Bandung. Abi bebicara seperti ini, “Berjalanlah kamu sebanyak mungkin tanpa berhenti memperhatikan sekitar. Learn is look around in every single step you make, Son!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Sampai saat ini kalimat itu masih tersimpan dengan baik dalam ingatanku dan sering aku jadikan motivasi tersendiri untuk melecut daya kreasiku dalam memotret. Sejujurnya, dalam hal memotret kami adalah saingan yang selalu enggan mengagumi hasil karya satu sama lain. Tapi aku begitu bersyukur memiliki sosok seperti beliau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Someday, Abi pasti bilang kalau karyaku itu bagus!!</span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-10315940158772309662012-01-20T11:43:00.000+07:002013-05-29T12:58:44.816+07:00dream it, believe it and make it happen<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwixwbWfCxdphsu8-nBd7HEGHLjT1NTft-w2pdEr856w80MDlCTfJPTMnoK0Go8CNj_irCnVZHGlJvQeKYXwFaZvmy4H7viOo-NNq7_myDV5uRJCQZ46nPH47uMUujANEC4XpiPewNCwxc/s1600/%255Bconcept%255D+3.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwixwbWfCxdphsu8-nBd7HEGHLjT1NTft-w2pdEr856w80MDlCTfJPTMnoK0Go8CNj_irCnVZHGlJvQeKYXwFaZvmy4H7viOo-NNq7_myDV5uRJCQZ46nPH47uMUujANEC4XpiPewNCwxc/s320/%255Bconcept%255D+3.jpg" width="209" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Assalamu’alaikum dan salam sejahtera bagi yang sedang membaca.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Akhirnya satu tahap untuk memperbaiki kegagalan muncul juga, setelah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">hiatus</i> selama tiga bulan lamanya sebuah wacana kini tampil menjadi nyata. Senang rasanya bisa membuat langkah itu jadi jejak. Ini adalah posting pertama di rubrik <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“</i><i><span class="Apple-style-span" style="color: red;"><b>Quotes From The Experts</b></span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;">”</i>. Sekedar mengingatkan, jangan terlalu berharap ini adalah satu posting khusus tentang quotes dari orang yang benar-benar terpandang ataupun sukses. Karena bagiku, quotes itu adalah satu kalimat yang diucapkan seseorang dan berdampak baik bagi yang mendengar atau membacanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Jadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">quotes </i>seperti apa dan dari siapa yang akan aku tuliskan hari ini. Simaklah di bawah ini :<o:p></o:p></span></div>
<div style="border-bottom: solid #4F81BD 1.0pt; border: none; margin-left: .65in; margin-right: .65in; mso-border-bottom-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 4.0pt 0in;">
<blockquote style="text-align: center;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: red;">“Keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita dan keajaiban keyakinan manusia tak terkalkulasikan dengan angka berapa pun” ~Donny Dhirgantoro (5cm)</span></b></blockquote>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<a name='more'></a>Ya! Kalimat di atas memang sangat berharga bagiku, karena tanpa sadar itu sudah mengubah sepersekian persen dari pikranku untuk kembali bergelut dengan mimpi. Kata siapa mimpi itu hanya penyedap hidup? Padahal buktinya banyak sekali. Banyak orang-orang besar terlahir dari mimpi yang besar juga.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Jika kita memiliki mimpi, jangan minder!</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Jangan malu!</div>
<div class="MsoNormal">
Jangan takut dicemooh!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Yakini itu! </div>
<div class="MsoNormal">
Tanamkan dan bangun!! </div>
<div class="MsoNormal">
Lakukan gerakan dan langkah yang konstan untuk mewujudkannya. Semua itu takkan mustahil adanya jika berusaha dan berdo’a. tapi yang paling penting dari semuanya adalah berserah serta percaya!!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Percayakan pada Tuhan tentang semua mimpi itu. Percayalah sesungguhnya Tuhan memiliki visi yang teramat sangat hebat untuk mewujudkan itu semua sesuai atau tidak, cepat atau lambat. Namun yang pasti, mimpi itu takkan pernah benar-benar tidak terwujud. Meski tidak sesuai, pasti ada benang merahnya. Meski terlambat pastilah ada hikmahnya. Percayakan pada Tuhan tentang mimpi itu.</div>
<div style="border-bottom: solid #4F81BD 1.0pt; border: none; margin-left: .65in; margin-right: .65in; mso-border-bottom-alt: solid #4F81BD .5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-border-bottom-themecolor: accent1; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 4.0pt 0in;">
<blockquote style="text-align: center;">
<b><span class="Apple-style-span" style="color: red;">“All I (we) have to do is dream” ~Donny Dhirgantoro (5cm)</span></b></blockquote>
</div>
<div class="MsoNormal">
Selamat bermimpi dan mengejarnya!!</div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2743910191005041060.post-90059126899044103292012-01-06T11:41:00.000+07:002013-05-29T12:59:56.035+07:00there is always another chances<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY-FzDeWOsF7fRQ1u_mIzzobTPZDiS4JGzqL4t489KR1iikPbXp82m3IGMvd9qTyb4dW8dLVufsg167uHinrLSBZQ6VKTmexgFpaILr0QsyMFvC4bp1RgTaEdfHJjoo7RdSaXRx9ji8per/s1600/Untitled-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="color: black;"><img border="0" height="90" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY-FzDeWOsF7fRQ1u_mIzzobTPZDiS4JGzqL4t489KR1iikPbXp82m3IGMvd9qTyb4dW8dLVufsg167uHinrLSBZQ6VKTmexgFpaILr0QsyMFvC4bp1RgTaEdfHJjoo7RdSaXRx9ji8per/s320/Untitled-1.jpg" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px; text-align: center;">Time, always give you another chances</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Inilah yang namanya kehidupan. Semuanya berputar, tak ada yang statis. Tuhan saja menciptakan tata surya dengan perputaran yang sudah diatur secara presisi. Matahari, serta planet-planet yang mengekornya juga berputar. Lalu kenapa kita berharap bahwa apa yang sedang kita lalui ini harus diam? Padahal sudah jelas semuanya ada perputaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Bayangkan</b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"> jika apa yang sekarang kita lalui ini harus <b>diam tak ada pergerakan</b>. ^^ <b>Rasanya</b> setiap orang akan <b>berkoar</b>-koar bahwa <b>hidup itu tidak adil</b>. <b>Terjadi</b> pergerakan / perputaran saja <b>sudah banyak</b> yang <b>mengeluh</b> dunia itu <b>tidak adil</b>. Ya! Inilah memang <b>esensi</b> kehidupan. Adanya perputaran, pergerakan, perubahan ataupun rotasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"></b><br />
<a name='more'></a><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Jika</b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"> saja <b>semua yang ada itu diam</b> tak ada perputaran, <b>a</b><b>pakah kita sanggup untuk bisa menahan beban masalah yang sedang dialami</b>? Apakah kita mampu pertanggungjawabkan kebahagiaan yang kita miliki? Jawabannya jelas <b>belum tentu</b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Andai <b>saat ini</b> kita sedang ada dalam sebuah <b>masalah atau cobaan</b>, optimislah bahwa itu akan selesai dan terlewati. Faktanya adalah kedua ―masalah dan cobaan― itu sulit, tetapi mungkin untuk dilewati. <b>Anggaplah Tuhan sedang menambah kesabaran jika kita anggap itu cobaan</b>. Atau <b>bayangkan Tuhan sedang mengajari kita menyelesaikan sesuatu jika kita anggap itu sebuah masalah</b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Serta jangan lupa! Tuhan tak pernah memutuskan ikatan dengan makhluknya seketika Dia dilupakan. Pernah membayangkan kalau saja Dia langsung <b>memutuskan ikatan</b> ketika kita melupakannya? <b>Kita sudah pasti mati</b>. Tapi Dia masih mencintai kita dengan hanya <b>mengurangi sedikit</b> dari hak kita untuk setiap harinya sampai kita akhirnya mampu “<b>membuka</b>” mata. <b>Artinya</b>, akan selalu ada <b>kesempatan</b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>kedua, ketiga hingga seterusnya sampai Tuhan benar-benar muak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Untuk itu, <b>bersyukurlah</b> selalu atas hal terkecil yang kita <b>terima setiap harinya</b>, dengan begitu kita akan bisa <b>menjadi lebih baik</b> lagi. Bersyukurlah karena <b>Tuhan selalu sayang</b> pada kita. Buka mata! Lihat sekitar! Jika kita tersandung, pastikan jangan sampai terperosok. <b>Pasti</b> ada orang selain kita yang <b>pernah merasakan kondisi sama</b>. Untuk itu bangkitlah! Tatap dunia! Pastikan kita <b>pantas</b> untuk <b>membuktikan</b> bahwa <b>kita</b> bisa jadi yang <b>terbaik dan bangkit</b>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Karena</b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"> Tuhan pasti memberikan kesempatan-kesempatan berikutnya untuk kita, maka kita juga sebagai makhluk harus bisa memberikan kesempatan itu pada diri kita pribadi terlebih pada orang lain. </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Semangat!!!</span></div>
araihttp://www.blogger.com/profile/01436119359924069888noreply@blogger.com0